Serba serbi

Kopi Keliling jadi Solusi Ngopi Praktis di Solo

Wisata & Kuliner

11 Februari 2025 14:05 WIB

Kopi keliling kini menjadi fenomena menarik di berbagai kota di Indonesia, salah satunya Solo. (Foto: Dok. solotrust.com/Muhammad Alif dan tim)

SOLO, solotrust.com Budaya minum kopi dewasa kini menjadi tren, diikuti dengan masifnya penjual kopi keliling. Begitu pula di Kota Solo, penjual kopi keliling banyak berjajar di pinggir jalan.
 
Menggunakan gerobak dengan penggerak sepeda listrik, para penjual kopi keliling siap menyambut pembeli yang datang. Sarana gerobak sepeda ini memudahkan mereka berpindah-pindah tempat dan mencari lokasi yang ramai pembeli.
 
Seperti diakui, Deni, ia kerap berpindah lokasi jualan untuk mendapatkan pembeli. Selain di area sekitar kampus, Deni juga kerap menjajakan kopi dagangannya di kompleks pemerintahan. 
 
“Kalau pagi sampai siang, saya di sekitar Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Sementara kalau sore sampai malam, saya pindah ke balai kota,” kata Deni.
 
Sejalan dengan tren yang ada, Deni mengaku penggemar kopi keliling paling banyak dari kalangan muda, meski tak sedikit orang tua juga berminat mencoba kopi kekinian ini.
 
Setiap kali berjualan, Deni menyajikan sepuluh varian kopi dan satu di antaranya merupakan minuman nonkopi, yakni cokelat. Mayoritas kopi yang dijual disajikan secara dingin. Alhasil, bagi penggemar minuman hangat atau panas, mungkin mencoba kopi keliling dirasa kurang sesuai.
 
Harga tak menguras kantong menjadi faktor berikutnya kopi keliling digandrungi anak muda. Minuman kaya kafein ini ditawarkan mulai dari harga Rp8000. Selain itu, rasa tak kalah dengan coffee shop berkontribusi terhadap masifnya penggemar kopi keliling.
 
“Kalau soal rasa sebenarnya sama saja dengan kopi di coffee shop, kan kalau itu bergantung dari kualitas kopinya juga,” jelas Deni.
 
Di balik ramainya penjual kopi keliling, Deni mengaku sering diusir Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) karena area yang dilarang digunakan untuk berjualan.
 
Ya, budaya minum kopi nikmat terkadang tak sejalan dengan kondisi penjual kopi keliling yang harus berurusan dengan aparat. Fasilitas yang kurang mendukung mereka dalam berjualan juga menjadi faktor penggunaan lahan ilegal untuk mangkal.
 
*) Reporter: Ghaitsa Ova/Fathan Prabaswara/Ahmad Zaqi/Muhammad Alif
 

(and_)