Serba serbi

Hari TBC Sedunia, RSUD Simo Boyolali Edukasi Kesehatan Masyarakat

Kesehatan

24 Maret 2023 23:28 WIB

RSUD Simo Boyolali menggelar kegiatan edukasi kesehatan terhadap pengunjung serta masyarakat sekitar, Jumat (24/03/2023). (Foto: Dok. solotrust.com/jaka)

BOYOLALI, solotrust.com - Bertepatan Hari TBC Sedunia (Hari Tuberkulosis Sedunia), RSUD Simo Boyolali menggelar kegiatan edukasi kesehatan terhadap pengunjung serta masyarakat sekitar. 
 
Dokter spesialis anak RSUD Simo, Lusia Putri Wijayanti yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia(IDAI) Surakarta mengatakan, materi edukasi kesehatan pada peringatan Hari TBC Sedunia kali ini mengenai TBC pada anak. 
 
"Gejala TBC anak itu banyak, biasanya yang sering kami dapati adalah demam lebih dari dua minggu, batuk lebih dari dua minggu, berat badan sulit naik, kadang ada benjolan di leher maupun di tulang. Gejalanya tidak spesifik seperti batuk pilek, tapi biasanya gejalanya banyak, jadi perlu diperiksa oleh dokter," katanya kepada wartawan, Jumat (24/03/2023).
 
Dijelaskan, ada beberapa langkah untuk pencegahan TBC, salah satunya dengan pemberian imunisasi BCG. Imunisasi ini tidak memberikan proteksi seratus persen, melainkan hanya untuk mengurangi TBC berat seperti TBC otak.
 
"Anak-anak cukup sering kena TBC. TBC pada anak sering didapat karena adanya kontak dari TBC dewasa yang sudah terkena TBC. Jadi anak tidak akan menularkan ke sesama anak kecil, tapi didapat dari TBC dewasa," terang Lusia Putri Wijayanti.
 
Sejauh ini, pihaknya tak mengetahui pasti jumlah total anak penderita TBC di Boyolali. Namun pasien kontrol untuk mengambil obat di RSUD Simo rata-rata ada satu anak per hari.
 
"Kalau penegakan diagnosis kadang sebulan bisa dua sampai lima pasien ada, namun kategorinya ringan. Kalau berat kami jarang dapat," ungkap Lusia Putri Wijayanti.
 
Melalui Hari TBC Sedunia, dirinya mengimbau masyarakat untuk bersama-sama mengeliminasi zero TBC. Jenis penyakit ini kendati bisa disembuhkan, namun dapat menimbulkan kecacatan, bahkan kematian. TBC juga bisa menimbulkan stunting pada anak. 
 
"Jika misalnya ada TBC dewasa kami perlu skrining untuk anak-anak kecil sebab ada risiko tertular TBC. Target di Indonesia tahun 2050 zero TBC, baik dewasa maupun anak-anak, kalau untuk eliminasi tahun 2030," imbuh Lusia Putri Wijayanti.
 
Sementara itu, Humas RSUD Simo Boyolali, Tatin Prasetyo Meiningsih mengatakan, kegiatan edukasi terhadap para pasien rumah sakit dilakukan setiap Jumat pagi. 
 
“Kegiatan ini rutin dilakukan setiap Jumat pagi dan sudah berjalan sejak Januari 2022 lalu,” kata dia. 
 
Adapun materi edukasi, di antaranya tentang diabetes melitus, hipertensi, penggunaan obat serta psikologi anak. 
 
“Edukasi ini untuk menambah pengetahuan masyarakat, gratis tidak dipungut biaya. Informasinya selalu kami bagikan melalui media sosial,” pungkas Tatin Prasetyo Meiningsih. (jaka)

(and_)