Pend & Budaya

Syiar Kebaya Lewat Tarian, Komunitas Kebaya Menari Semarakkan Festival Payung Indonesia X

Pend & Budaya

11 September 2023 13:51 WIB

Komunitas Kebaya Menari ikut andil memeriahkan Festival Payung Indonesia (Fespin) X di Kota Solo. (Foto: Dok. solotrust.com/Alan Dwi Arianto)

SOLO, solotrust.com - Komunitas Kebaya Menari ikut andil memeriahkan Festival Payung Indonesia (Fespin) X di Kota Solo. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, Jumat hingga Minggu (08-10/09//2023), merupakan jembatan bagi komunitas ini sebagai tempat mensyiarkan dan mengedukasi khalayak akan pemakaian baju adat, terkhusus kebaya pada kehidupan sehari hari.

Ketua Kebaya Menari, Yanti Moeljono, mengatakan Kebaya Menari merupakan salah satu media sosialisasi dan edukasi.



"Kami mengajarkan tari Nusantara dengan berkebaya. Selain itu juga, pada acara festival ini kami mengadakan gelar wicara mengenai sejarah dan perjalanan kebaya dalam berbagai kesempatan,” jelasnya.

Kebaya Menari sendiri keanggotaannya bersifat on off. Saat ini terdapat sekira 30 anggota rutin ikut serta dalam latihan dan kegiatan. Adapun kelas yang dibuka ialah kelas dewasa, namun tidak menutup kemungkinan akan dibuka kelas remaja dan menggaet anak muda sebagai generasi penerus budaya.

"Kita harus membuktikan bahwa menari menggunakan kebaya itu ternyata nyaman, apalagi kami latihannya di pusat Kota Jakarta di Gedung Sarinah. Kalau Minggu pagi itu kan keadaan lagi Car Free Day (CFD) sehingga mau nggak mau kita harus menggunakan moda transportasi umum.  Ternyata nggak susah kok, malah nyaman," imbuh Yanti Moeljono.

Di lain pihak, pengurus Kebaya Menari, Ade Nirmala menambahkan, pada agenda Fespin X kali ini, komunitas Kebaya Menari tampil sebanyak dua kali di hari berbeda.

"Sabtu malam di panggung plaza Balai Kota Solo menarikan Nandak Jentik, sebuah tarian tradisi Betawi yang sangat dinamis. Sementara di Hari Minggu pagi, Kebaya Menari menampilkan tarian kreasi Lenggang Jakarta di panggung pendopo balai kota. Usai pementasan dilanjutkan talkshow singkat mengenai 'Kebaya goes to UNESCO'," terang dia.


Kebaya Menari yang belum genap berusia setahun ini sudah memiliki segudang prestasi. Salah satunya bersama komunitas kebaya lainnya di bawah Tim Nasional HKN telah berhasil melakukan penetapan Hari Kebaya Nasional oleh Presiden RI Joko Widodo pada 24 Juli 2023.

Selain itu, Kebaya Menari bersama komunitas kebaya lainnya saat ini juga tengah mengusahakan agar kebaya mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda dunia atau Intangible Cultural Heritage (ICH).

Komunitas yang berpusat di wilayah DKI Jakarta, tepatnya di Sarinah ini sudah memiliki lebih kurang 60 anggota dengan kisaran usia 30 tahun ke atas. Hal ini lantaran usia dewasa mampu memberikan edukasi dan penjelasan terkait pentingnya pelestarian kebaya kepada anak-anak khususnya. Perjalanan yang didasari keinginan untuk mensyiarkan kebaya inilah yang kemudian menginisiasi terbentuknya komunitas.

"Kami ini pada awalnya berdiri sebagai pegiat kebaya dan budaya. Sampai pada akhirnya kami memikirkan untuk mensyiarkan dan menyosialisasikan kebaya melalui tarian Nusantara. Kemudian pada akhir tahun 2022 kemarin terbentuklah komunitas Kebaya Menari," ungkap Ade Nirmala

Komunitas Kebaya Menari memiliki beberapa target yang akan diwujudkan. Membawa kebaya ke kancah internasional menjadi satu angan khusus pada seluruh anggota. Sebagai salah satu Duta Misi Budaya DKI Jakarta, Kebaya Menari didukung Kemendikbud (Ditjen Kebudayaan) dan Bank DKI.

"Harapannya tongkat estafet dari culture campaign ini nantinya akan dipegang oleh generasi muda. Mereka tidak lagi mencari budaya, kebaya atau semacamnya lagi melalui Google atau internet. Namun, mereka sudah mampu memaknai sendiri arti dari itu semua melalui apa yang mereka kenakan.  Di tangan mereka budaya akan terus lestari, di genggaman mereka budaya akan selalu dikenang," tutup Ade Nirmala dan Yanti Moeljono kepada solotrust.com.

Reporter: Alan Dwi Arianto

(and_)