Serba serbi

Menengok Kavallerie-Artillerie, Bangunan Bersejarah Era Mangkunegara IV yang Masih Kokoh hingga Kini

Wisata & Kuliner

15 September 2023 10:01 WIB

Bangunan Kavallerie-Artillerie menjadi saksi perjalanan Keraton Mangkunegaran dengan kejayaannya. Bangunan ini selesai dibangun saat masa pemerintahan Mangkunegara IV pada 1874. (Foto: Dok. solotrust.com/Kurniasari)

SOLO, solotrust.com - Bangunan Kavallerie-Artillerie menjadi saksi perjalanan Keraton Mangkunegaran dengan kejayaannya menjadi kerajaan yang dapat mengatur kekuasaannya sendiri terlepas dari pemerintahan Keraton Kasunanan Surakarta pada waktu itu.

Merangkum berbagai sumber, bangunan ini selesai dibangun saat masa pemerintahan Mangkunegara IV pada 1874. Keterlepasannya dalam mengurus pemerintahan dari Keraton Kasunanan Surakarta, membuat kerajaan ini dapat memiliki tentara sendiri dalam menjaga keamanan.



Alat-alat persenjataan dan kuda-kuda perang ditempatkan di bangunan Kavallerie-Artillerie. Selain itu, tempat ini juga difungsikan sebagai markas bagi para pasukan.

Kendati era sudah berganti, namun bangunan Kavallerie-Artillerie keadaannya masih berdiri kokoh seperti di masa kejayaanya. Sayangnya, bangunan bersejarah ini tidak dilakukan perawatan dan pembaruan semestinya, sebagaimana bangunan cagar budaya yang seharusnya. Kendati demikian, bangunan ini tidak kehilangan nuansa kolonial sebagai wujud peradaban di masa itu.

Menyambangi bangunan berwarna putih pucat ini, kita bisa melihat jelas tembok tebal berukuran 40 cm khas benteng keraton. Desain pintu dibuat sangat tinggi sekira 400 cm dari bahan kayu jati. Kusennya dilengkapi teralis baja yang menambah kesan kokoh.

Memasuki bagian dalam, kita akan menjumpai banyak hunian untuk pasukan bersenjata dan berkuda yang sekarang dihuni masyarakat sebagai rumah tinggal bersama. Selain itu juga banyak istal kuda berbahan kayu jati tebal dan beberapa nomor kandang di bagian atas istal yang masih terlihat.

Tanpa pembaruan, bangunan ini terlihat sangat asli dengan atmosfer kejayaannya, seolah tak usang dimakan waktu. Kendati begitu, bangunan ini tentunya akan lebih elok manakala dilakukani revitalisasi dari beberapa bagian yang rusak, namun tetap mempertahankan nilai-nilai sejarah di dalamnya. (Kholidah Kurniasari)

*) Berbagai Sumber

(and_)