SOLO, solotrust.com - Kota Solo memiliki banyak bangunan masjid unik, baik yang masuk benda cagar budaya (BCB) maupun modern. Salah satu tempat ibadah umat Muslim yang memiliki keunikan dengan arsitektur kekinian, yakni Masjid Saminah Sihyadi.
Masjid di belakang Terminal Tirtonadi Solo, tepatnya di kampung Munggung, Banjarsari ini didirikan H Muhammad Slamet Saminah dan istrinya, Hj Sihyadi. Menurut salah satu takmir Masjid Saminah Sihyadi, Ahmad Joko Sudibyo (47), nama masjid ini merupakan penghormatan dan ungkapan rasa cinta mereka kepada kedua orangtua yang telah memberikan kasih sayang dan perlindungan sepanjang hidup.
“Kalau sejarah ini awalnya dari seorang anak yang ingin membangunkan masjid untuk kedua orangtuanya,” ungkapnya, saat berbincang dengan solotrust.com, Rabu (26/06/2024).
Masjid Saminah Sihyadi berdiri megah di tengah keramaian kawasan Terminal Tirtonadi Solo, bagaikan oase spiritual yang menenangkan jiwa. Dibangun pada 2022, masjid ini tak hanya menjadi tempat ibadah, namun juga simbol dakwah dan pembinaan umat di lingkungan yang dulu dikenal sebagai "zona hitam".
“Sekarang sudah mulai ramai jemaah dan sebagian ada pengunjung untuk wisata rohani. Jemaah yang datang tidak cuma dari Solo, tapi juga dari Jawa Timur, bahkan Sumatra.” imbuh Ahmad Joko Sudibyo.
Pembangunan masjid ini dilandasi visi mulia untuk menghadirkan ruang ibadah nyaman dan kondusif bagi masyarakat sekitar, khususnya di lingkungan Munggung RT 04 RW 01. Di area ini, masjid dengan desain seperti kulit salak itu menjadi mercusuar harapan dan pembinaan moral bagi masyarakat yang dulunya bergelut dalam "zona hitam".
Masjid Saminah Sihyadi tampil beda dengan desain arsitekturnya unik. Bentuknya bundar menyerupai buah salak, menjadikannya ikon masjid yang mudah dikenali di kawasan Solo. Ornamen-ornamen terinspirasi dari alam, seperti ukiran kayu dan batu alam semakin mempercantik tampilan masjid.
“Kalau di sini yang pasti itu kan nggak ada dinding. Temboknya kan kayak kulit salak, ada yang bilang juga kayak kulit nanas. Di sini juga ada kolam ikannya di belakang dan di samping masjid. Terus di depan ini ada teras sama tempat duduk,” kata Ahmad Joko Sudibyo.
Kesan minimalis dan modern terasa begitu kental di bagian interior masjid. Mimbar terbuat dari kaca dan besi, serta taman kecil di depan lokasi imam memberikan sentuhan modern dan estetis tanpa mengurangi kekhusyukan ibadah.
Hal itu juga diungkapkan salah satu pengunjung, Eva (21) yang ditemui ketika salat zuhur.
“Masjid ini sangat nyaman untuk ibadah, tempatnya sangat sejuk sehingga menambah kekhusyukan ketika beribadah,” ucapnya.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Masjid Saminah Sihyadi memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat sekitar. Masjid ini menjadi wadah pembinaan umat, edukasi keagamaan, dan pengembangan sosial. Berbagai kegiatan keagamaan rutin diadakan di masjid ini, seperti salat berjemaah, pengajian, dan tahlilan.
Tak hanya itu, Masjid Saminah Sihyadi juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti membantu masyarakat kurang mampu dan mengadakan bakti sosial.
Masjid Saminah Sihyadi menjadi contoh nyata bagaimana tempat ibadah dapat menjadi agen perubahan dan pembinaan umat. Keberadaannya tak hanya memberikan ketenangan spiritual, namun juga berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat lebih religius dan bermoral.
*) Reporter: Leila Nur Ika Wati/Renda Adi Puspaningrum
(and_)