Serba serbi

Indonesia Ranking 2 dalam Global Muslim Travel Index 2018

Wisata & Kuliner

12 April 2018 11:48 WIB

Menpar Arif Yahya (tengah) menerima sertifikat penghargaan ranking ke-2 GMTI 2018 (Dok Instagram @kemenpar)

SOLO, solotrust.com – Naik satu peringkat dari tahun lalu, Indonesia kini berada di peringkat 2 Global Muslim Travel Index (GMTI) 2018.

Posisi Indonesia di peringkat dua tahun ini bersama dengan Uni Emirat Arab, sedangkan Malaysia menempati peringkat pertama. Berturut-turut peringkat 4 hingga 9 tahun ini adalah Turki, Arab Saudi, Singapore, Qatar, Bahrain, Oman, dan Maroko.



GMTI merupakan indeks yang paling komprehensif untuk mengukur kualitas dan kuantitas wisata halal di berbagai negara. Dalam laporan GMTI tahun 2000, terdapat 25 juta wisatawan muslim di seluruh dunia yang kemudian meningkat menjadi 131 juta. Diperkirakan tahun 2020 akan ada 220 juta wisatawan muslim global.

Dalam melakukan pemeringkatan, GMTI yang merupakan hasil kerja sama antara Crescent Rating dan Mastercard  menggunakan  empat kriteria penilaian dengan bobot presentasi berbeda yakni access (10%), communication (10%), environment (40%), dan services (40%).

Menanggapi hal ini, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan tekad Indonesia untuk berada di peringkat pertama tahun 2019.

“Kita akan mengalahkan Malaysia pada GMTI 2019 nanti. Indonesia akan ada di peringkat pertama,” kata Menpar Arief Yahya saat menghadiri sekaligus memberikan keynote speech dalam acara Launching Global Muslim Travel Index (GMTI) 2018 di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (11/4/2018) seperti dilansir dari laman kemenpar.go.id.

Dalam kesempatan tersebut, Menpar didampingi Ketua Tim Percepatan Wisata Halal Riyanto Sofyan dan Asdep Budaya Kemenpar Oneng Setyorini juga menerima Sertifikat Penghargaan Ranking ke-2 GMTI dari CEO Crescent Rating, Fazal Bahardeen.

Menurut Menpar, Halal Tourism adalah portofolio penting bagi pariwisata nasional. Sektor ini penting untuk mencapai target 20 juta wisman dengan menjaring wisatawan muslim global.

“Target kita pada 2019 nanti adalah 5 juta wisman muslim dan 242 juta perjalanan wisnus muslim, serta menduduki peringkat 1 GMTI. Apalagi, negara kita adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, by default bisa dikatakan pariwisata kita adalah pariwisata halal,” papar Menpar.

Bagi Menpar,  jika ingin menjadi pemain dunia untuk wisata halal harus juga gunakan standar global. Caranya adalah dengan mengikuti standar yang sudah dibuat secara universal oleh GMTI.

Potensi pasar muslim sangat tinggi. Pasar ini diperkirakan akan mencapai USD 2,6 triliun pada 2020 atau rata-rata 6,3% per tahun, sedangkan pertumbuhan turis muslim diprediksi lebih tinggi lagi yaitu 9,1% per tahun.

“Betapa menggiurkan pasar ini untuk pariwisata kita. Untuk Indonesia, konsumsi penduduk muslim Indonesia hanya sekitar USD 225,7 Milyar atau 12,5% dari konsumsi muslim global,” kata Menpar. (Lin)

(way)