Serba serbi

Bahaya Tersembunyi di Balik Makanan Olahan

Wisata & Kuliner

9 Agustus 2024 13:03 WIB

Makanan olahan telah melalui proses industri untuk meningkatkan rasa, memperpanjang masa simpan, atau mempermudah konsumsinya. (Foto: Freepik)

Solotrust.com - Siapa tak suka makanan enak, apalagi jika rasanya gurih, manis, bahkan pedas? Tahukah kamu jika banyak makanan dan camilan olahan sering dikonsumsi mengandung perasa, penyedap, dan pemanis buatan? Kedengarannya tidak asing ya?
 
Makanan olahan adalah jenis santapan yang telah melalui proses industri untuk meningkatkan rasa, memperpanjang masa simpan, atau mempermudah konsumsinya. Beberapa contoh makanan olahan sering dikonsumsi adalah mi instan, sosis, nugget, keripik, dan snack kemasan. 
 
Mengapa sebagian besar orang suka makanan olahan? Pertama karena rasanya membuat ketagihan. Perasa buatan dirancang khusus untuk mengakali lidah kita, membuat kita menjadi ingin terus makan. 
 
Kedua karena praktis dan mudah didapat. Tinggal buka kemasan, langsung deh bisa dinikmati. Ketiga, karena harganya relatif murah. Jadi, tak heran jika banyak anak muda, remaja, bahkan orang dewasa jadi kecanduan makanan olahan.
 
Di balik rasa enaknya, makanan olahan ini sejatinya menyimpan bahaya yang tak boleh kita sepelekan. Konsumsi berlebihan perasa, penyedap, dan pemanis buatan dalam jangka panjang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, di antaranya sebagai berikut.
 
1. Obesitas. Kandungan kalorinya tinggi membuat kita makan lebih banyak.
 
2. Diabetes. Pemanis buatan bisa mengganggu keseimbangan gula darah.
 
3. Tekanan darah tinggi. Beberapa jenis penyedap bisa meningkatkan tekanan darah.
 
4. Gangguan pencernaan. Zat aditif dalam makanan olahan bisa mengganggu sistem pencernaan.
 
5. Kebergantungan. Sama seperti narkoba, makanan olahan bisa bikin kita ketagihan dan sulit berhenti.
 
Tenang, bukan berarti kita tak boleh sama sekali makan makanan enak. Kita bisa tetap menikmati makanan dengan rasa lezat tanpa harus mengorbankan kesehatan. 
 
Hal ini dapat dilakukan dengan membaca terlebih dahulu label nutrisinya. Pilih makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak transnya rendah.
 
Selain itu, memasak juga menjadi salah satu upaya. Memasak sendiri, kita juga bisa mengontrol jenis bahan makanan yang digunakan dan jumlah bumbu ditambahkan. Mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan daging segar mengandung banyak nutrisi dan lebih sehat dibandingkan makanan olahan.
 
Memang butuh usaha ekstra untuk mengubah kebiasaan makan. Demi menjaga kesehatan dan orang-orang tersayang, yuk kita mulai dari sekarang untuk memilih makanan lebih sehat! (Leila Nur Ika Wati)

(and_)