Pend & Budaya

Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional, Jerry Hermawan Lo Sisihkan Rp20 per Kelapa untuk Biayai 1000 Sarjana

Pend & Budaya

17 Oktober 2024 10:36 WIB

Founder JHL Group, Jerry Hermawan Lo. (Foto: Dok. Istimewa)

Solotrust.com - JHL Group menargetkan sumber daya manusia (SDM) seribu sarjana pertanian dalam kurun lima tahun ke depan. Komitmen ini digagas Founder JHL Group, Jerry Hermawan Lo untuk ikut berkontribusi menyukseskan program ketahanan pangan nasional yang menjadi program unggulan pemerintah Prabowo Subianto mendatang. 
 
Jerry Hermawan Lo bahkan memiliki skema cerdas bagaimana dia akan membiayai seribu mahasiswa Indonesia untuk bisa berkuliah hingga menjadi sarjana pertanian. Dalam hal ini dengan menyisihkan Rp20 dari tiap butir kelapa yang diolah di pabrik miliknya.
 
Seperti diketahui, Jerry Hermawan Lo telah memiliki sejumlah pabrik pengolahan kelapa dinamai Dewacoco.  Tercatat sudah ada dua pabrik berdiri dan akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik lainnya. 
 
Pabrik pengolahan kelapa pertama Dewacoco terletak di Desa Goal, Kecamatan Sahu Timur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Sementara, pabrik kedua berada di Manado, Sulawesi Utara.
 
Selain itu, ada lagi pabrik bakal didirikan di Kalimantan yang masih dalam proses pengembangan. Dewacoco juga sedang menjajaki rencana untuk membangun pabrik pengolahan kelapa di Kepulauan Riau. Dua pabrik itu ditargetkan bisa beroperasi tahun depan.
 
Pabrik kelapa Dewacoco mengolah kelapa-kelapa dibeli dari para petani, kemudian menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai tambah tinggi.
 
"Kalau dulu kelapa Indonesia diekspor dalam bentuk utuh (kelapa bulat), sekarang dengan pabrik ini, kami bisa olah dulu sebelum diekspor. Ini yang dinamakan hilirisasi kelapa," ungkap Jerry Hermawan Lo, Selasa (15/10/2024).
 
Pabrik Dewacoco di Halmahera kini bisa mengolah sekira 100 ribu butir kelapa per hari, sedangkan pabrik di Manado kini bisa mengolah 150 ribu kelapa per hari. 
 
"Targetnya, tahun depan (2025) dari empat pabrik yang kami miliki bisa mengolah 500 ribu kelapa per hari. Ini akan terus ditingkatkan di tahun-tahun selanjutnya," kata pengusaha dikenal memiliki sifat dermawan ini.
 
Jerry Hermawan Lo yang juga pengusaha otomotif nasional ini menjelaskan, Dewacoco akan menyisihkan Rp20 per butir kelapa yang diolahnya ke Yayasan JHL Merah Putih Kasih (JHL Foundation). Uang itu nantinya digunakan untuk membiayai program mencetak seribu sarjana pertanian.
 
"Kami sisihkan Rp20 per kelapa. Kami buat konsepnya uang masuk ke yayasan, dalam waktu beberapa saat lagi akan kami mulai skema itu," ungkapnya.
 
Dengan skema itu, jika sehari bisa mengolah 500 ribu kelapa, Dewacoco menyisihkan Rp10 juta per hari untuk pembiayaan program beasiswa mencetak seribu sarjana pertanian.
 
Artinya dengan Rp10 juta per hari, dalam sebulan Dewacoco menyisihkan Rp300 juta dan dalam setahun Rp3,6 miliar. 
 
Jerry Hermawan Lo yakin konsep ini mampu membiayai seribu calon sarjana pertanian, ditargetkan akan tercapai dalam jangka waktu lima tahun mendatang.
 
Kesungguhan Jerry Hermawan Lo untuk mencetak seribu sarjana telah diimplementasikan dalam beberapa kegiatan nyata. Selain mendirikan SMK Pertanian, pihaknya juga membuat ladang perkebunan dan memberi beasiswa kepada mahasiswa pertanian Universitas Lampung (Unila), mahasiswa Sekolah Tinggi Pertanian Kewirausahaan (STPK) Banau Halmahera Barat, dan mahasiswa S-2 Institut Pertanian Bogor (IPB).
 
Tak tanggung-tanggung, beasiswa diberikan Jerry Hermawan Lo untuk mahasiswa adalah uang semester dan biaya hidup bulanan. Adapun untuk mahasiswa Unila, pihaknya memberikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp1 juta dan uang biaya hidup sebesar Rp500 ribu per bulan.
 
Sementara bagi mahasiswa Sekolah STPK Banau, Halmahera Barat, Jerry Hermawan Lo memberikan beasiswa Rp2,3 juta untuk UKT per semester dan Rp250 ribu per bulan untuk biaya pondokan.
 
Lain lagi untuk mahasiswa S-2 IPB, Jerry Hermawan Lo memberikan beasiswa Rp9,5 juta untuk UKT per semester dan Rp1,5 juta untuk biaya hidup per bulan.
 
"Kami berkomitmen memberi beasiswa pada para mahasiswa sampai mereka lulus atau maksimal delapan semester," ucap dia di aula Fakultas Pertanian Unila beberapa waktu lalu. (add)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya