Hard News

4 Anak Kelaparan dan 2 Dirantai di Boyolali, Terbongkar setelah Bobol Kotak Amal untuk Makan

Jateng & DIY

15 Juli 2025 13:55 WIB

Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Muksin

BOYOLALI, solotrust.com – Aksi tak manusiawi terungkap di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Empat anak laki-laki berusia enam hingga 14 tahun ditemukan dalam kondisi memrihatinkan di sebuah rumah milik pria berinisial SP (65), Minggu (13/07/2025) dini hari. Kaki mereka dirantai, tubuh kurus kering, dan mengalami kelaparan parah.

Peristiwa ini terbongkar setelah salah satu anak, MAF (11), nekat keluar rumah dan hendak membobol kotak amal masjid di Desa Kacangan sekira pukul 01.30 WIB. Warga memergokinya langsung menginterogasi sang bocah. Ia mengaku kelaparan dan ingin mencari makanan untuk adiknya.



Menurut Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Muksin, bocah itu bilang sudah sebulan tak makan nasi, hanya diberi singkong.

“Ia juga bilang ingin membawa makanan untuk adiknya yang tinggal bersama di rumah SP,” ungkapnya.

Warga lantas mengantarkan MAF kembali ke rumah SP. Di sana, mereka dikejutkan dengan penemuan tiga anak lainnya dalam kondisi serupa. Ketiganya adalah VMR (6), adik kandung MAF asal Batang, serta SAW (14) dan IAR (11) yang merupakan kakak beradik dari Kabupaten Semarang.

“Ketika ditemukan, kaki mereka dirantai dan tidur di lantai tanpa alas. Badan mereka juga penuh memar. Setelah rantainya dilepas, saya beri mereka makan nasi dan telur. Dalam waktu kurang dari tiga menit, habis,” kata Bagus Muhammad Muksin.

Keempat bocah itu mengaku mengalami penyiksaan dan memohon agar tak dikembalikan ke rumah SP karena takut. Mereka juga meminta agar dipulangkan ke daerah asal. Hasil pemeriksaan awal bidan desa, ditemukan banyak luka memar di tubuh para korban, diduga akibat kekerasan fisik.

Mirisnya, anak-anak ini sudah tinggal di rumah SP selama berbulan-bulan hingga dua tahun, tanpa adanya hubungan keluarga. Dugaan sementara, anak-anak itu sengaja ditampung untuk mendapatkan akses bantuan sosial.

“Dua dari mereka yatim, dua lainnya tidak, semuanya ditelantarkan. Ini sangat memrihatinkan,” bilang Bagus Muhammad Muksin. (jaka)

(and_)