KARANGANYAR, solotrust.com - Rumah Perawatan Indonesia (RUMAT) secara resmi mencatatkan namanya dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) karena telah melakukan perawatan luka kalus serentak oleh 164 perawat di 151 lokasi dengan jumlah 220 pasien selama empat jam di Indonesia.
RUMAT mencatat sejarah baru dunia kesehatan Indonesia di ulang tahun ke-15 pada 2 Agustus 2025 lalu. Penyerahan sertifikat rekor dilakukan perwakilan MURI Semarang Ari Andriani.
Sertifikat ini diserahkan langsung kepada Direktur Utama RUMAT, Dadang Suharto di salah satu hotel bintang kawasan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (09/08/2025). Rekor MURI ini menjadi penanda keteguhan RUMAT untuk secara istimewa merawat penderita luka akibat diabetes.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama RUMAT, Dadang Suharto, menyampaikan dirinya merasa bangga atas kerja
keras para perawat yang menjadi ujung tombak pelayanan. Ia menegaskan, pencapaian ini merupakan dedikasi kepada seluruh tenaga medis RUMAT yang telah bekerja sepenuh hati.
“Melalui rekor MURI ini, kami ingin menunjukkan bahwa pelayanan perawatan luka bukan hanya soal keterampilan medis, tetapi juga tentang kepedulian dan empati yang tulus kepada setiap pasien,” ujarnya.
Dadang Suharto menambahkan, bagi penderita penyakit diabetes jika muncul luka di bagian tubuh tertentu dan diperiksakan ke dokter, biasanya vonisnya harus diamputasi agar tak menjalar ke seluruh tubuh. Karenanya, RUMAT memberikan solusi agar tidak sampai dilakukan amputasi.
‘’Penderita luka karena diabetes, RUMAT mencoba memberikan solusi agar tidak sampai diamputasi anggota tubuhnya. Kami rawat dengan teliti dan serius, luka itu diobati dengan telaten, ternyata bisa sembuh dan tidak diamputasi,’’ kata Dadang Suharto.
Sejak berdiri 2010 dengan hanya satu atau dua pasien, lanjut Dadang Suharto, sampai 15 tahun sekarang ini, RUMAT sudah berhasil mengobati 86 ribu lebih pasien penderita diabetes dari ancaman amputasi di antara jutaan atau ratusan ribu penderita diabetes di Indonesia.
Sayangnya, biaya untuk perawatan luka belum bisa dikerjasamakan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, meski RUMAT sudah melakukan presentasi soal perawatan secara medis dan tinjauan kesehatan.
"Karena itu, Rumat meski menyediakan jasa perawatan luka akibat diabetes, juga membentuk Sahabat Diabetes Istimewa (Sadewa) yang bergerak mengadakan penyuluhan kepada komunitas pengajian, perkumpulan warga, RT, RW untuk diberikan penyuluhan soal diabetes. Dalam hal ini, dengan metode pemeriksaan pada kaki untuk mendeteksi sejak dini penyakit yang sekarang paling banyak menyedot klaim BPJS sampai 70 persen," beber Dadang Suharto.
Di lain pihak, Komisaris RUMAT, Fakhrudin, menyebut saat ini Rumah Perawatan Indonesia sudah ada di 151 kota, terutama di wilayah Jawa. Adapun layanannya melibatkan 164 perawat berkompetensi khusus merawat luka akibat diabetes.
"RUMAT Indonesia siap turun ke masyarakat untuk menyosialisasikan penyembuhan luka penderita diabetes di seluruh wilayah Indonesia. Kami sudah tersebar di 151 kota/kabupaten," sebutnya.
Sementara itu, perwakilan MURI Semarang, Ari Andriani, mengatakan RUMAT telah membuktikan dedikasi dan inovasi dalam pelayanan kesehatan dapat memberikan inspirasi nasional. Rekor ini tidak hanya mencatat angka, namun juga kepedulian terhadap ribuan penderita diabetes yang membutuhkan perawatan khusus.
"RUMAT sangat pantas jika mendapatkan MURI karena pelayanan kesehatan dapat memberikan inspirasi nasional. Selain itu kepedulian RUMAT sendiri terhadap ribuan penderita diabetes sangat luar biasa dedikasinya," kata Ari Andriani. (joe)
(and_)