Pend & Budaya

Amerta Samskara: Warisan Budaya Abadi Meriahkan Solo dengan Kolaborasi Seni dan Budaya

Pend & Budaya

20 Oktober 2025 09:55 WIB

Seorang pengunjung tengah melihat-lihat produk rempah di pameran bertajuk Amerta Samskara: Warisan Budaya Abadi, Kamis (16/10/2025). (Foto: Dok. solotrust.com/Shintia Maharani)

SOLO, solotrust.com - Solo kembali menunjukkan eksistensinya sebagai kota seni dan budaya melalui penyelenggaraan pameran bertajuk Amerta Samskara: Warisan Budaya Abadi. Acara ini secara resmi dibuka pada 15 Oktober 2025 dan berlangsung hingga 19 Oktober 2025, menawarkan rangkaian kegiatan kaya makna dan edukatif bagi masyarakat.
 
Pameran Amerta Samskara digelar di area Djojo Koesoemo, berfokus pada upaya pelestarian dan pewarisan budaya, terutama dari sudut pandang pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Pameran ini menampilkan karya-karya seni, pertunjukan budaya, dan workshop interaktif melibatkan kolaborasi antara WBP, seniman lokal, dan Dinas Kebudayaan setempat. 
 
Karya dipamerkan meliputi batik, kerajinan tangan, lukisan, serta pertunjukan tari dan musik tradisional. Acara ini diselenggarakan WBP Rutan Kelas I Surakarta, bekerja sama dengan pemerintah kota (Pemkot) setempat, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, serta para pelaku seni dan budayawan. 
 
Keterlibatan WBP bertujuan untuk memberikan ruang ekspresi positif dan keterampilan sebagai bekal reintegrasi sosial mereka. Acara ini dinilai penting karena membawa misi ganda, yakni sebagai wadah pelestarian budaya lokal dan bagian dari program rehabilitasi sosial melalui seni. 
 
Melalui tema 'Warisan Budaya Abadi,' acara ini ingin menegaskan budaya adalah aset tak ternilai yang harus dijaga keberlangsungannya, bahkan dalam kondisi keterbatasan. Pameran ini menarik perhatian publik lewat sajian berbagai aktivitas budaya, pertunjukan seni, dan workshop interaktif yang terbuka untuk umum. 
 
Salah satu highlight adalah penampilan memukau dari WBP Rutan Surakarta, membuktikan seni dan budaya dapat menjadi jembatan transformasi diri. Pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan karya, mengikuti workshop, dan berinteraksi dengan para kreator, menjadikannya pengalaman edukatif dan inspiratif. 
 
Perwakilan penyelenggara kegiatan, Kusuma, mengatakan pameran bertajuk Amerta Samskara menjadi sarana rehabilitasi positif bagi WBP.
 
"Tujuan kami ganda. Pertama, tentu sebagai wadah pelestarian budaya. Kedua, dan yang terpenting adalah memberikan wadah rehabilitasi positif bagi WBP melalui seni dan keterampilan, membuktikan bahwa mereka mampu menghasilkan karya bernilai tinggi," jelasnya, Kamis (16/10/2025). 
 
Di lain sisi, salah satu peserta pameran, Joko, mengutarakan rempah adalah akar dari budaya masyarakat Indonesia. Hal ini terlihat mulai dari kuliner hingga pengobatan tradisional umumnya menggunakan rempah. 
 
"Kami ingin menunjukkan bahwa rempah bukan sekadar bumbu, tetapi bagian tak terpisahkan dari warisan leluhur. Kami menjual rempah murni dan olahan tradisional yang resepnya sudah turun-temurun," ungkap Joko.
 
*) Reporter: Annisa Luthfi Afifah/Shintia Maharani

(and_)