TEMANGGUNG, solotrust.com – Tahun ini ekspor kopi diprediksi meningkat seiring dengan produksi yang semakin membaik. Kondisi seperti ini menjadi keuntungan bagi penghasilan devisa negara dan juga para petani lokal di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto usai melakukan panen kopi di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (8/5/2018) siang.
Airlangga menuturkan, hingga Februari 2018, ekspor kopi baru sekitar 20.000 ton hingga 22.000 ton. Jumlah itu masih terbilang sedikit karena para petani belum melakukan panen.
Diperkirakan ekspor kopi akan mulai mengalami peningkatan signifikan pada Juli mendatang. Karena puncak panen kopi di seluruh Indonesia terjadi pada Juli hingga September.
"Tentu kita harapkan tahun kemarin naik 10%, tentu kita harus dorong supaya naik lagi," jelas Airlangg.
Sampai saat ini, lanjutnya, pasar ekspor Indonesia masih didominasi oleh Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Italia, Malaysia, dan beberapa negara lain. Sepanjang tahun ini, ekspor kopi diperkirakan akan mencapai 420.000 ton hingga 450.000 ton. Angka ini disebutnya naik sekitar 15-18 persen dibanding tahun lalu.
Tahun 2017, ekspor produk kopi olahan mencapai usd 469,4 juta atau meningkat sekitar 10 persen dari tahun 2016. Ekspor produk kopi olahan di ominasi produk kopi instan, ekstrak, esens, dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor utamanya di ASEAN, Iran, dan Uni Emirat Arab. (wwn)
(way)