Hard News

Jadi Perbincangan Publik, Begini Klarifikasi Menag Soal 200 Rekomendasi Mubalig

Hard News

20 Mei 2018 23:15 WIB

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (Dok Kemenag)

JAKARTA, solotrust.com – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menampik anggapan bahwa rilis 200 rekomendasi mubalig sama dengan membedakan penceramah satu dengan yang lain. Hal itu ia sampaikan seiring dengan munculnya respon dari beberapa kalangan.

Menag menegaskan bahwa rilis tersebut bukan dalam rangka untuk memilah-milah mana penceramah yang boleh berceramah dan mana yang tidak boleh berceramah.



“Bukan itu tujuannya. Ini semua dalam rangka memenuhi harapan dan permintaan dari masyarakat," ujar Menag di Jakarta, Sabtu (19/5/2018).

Tuturnya, selama ini pihaknya banyak menerima permintaan dan pertanyaan dari masyarakat terkait mubalig yang bisa berceramah, baik di musala, masjid, dan tempat pengajian lainnya.

Dari situ lah Kemenag meminta masukan kepada sejumlah ormas Islam, tokoh umat, ulama, termasuk masjid-masjid besar yang ada di Indonesia. Kemudian muncul lah nama-nama tersebut.

Namun Menag menegaskan bahwa rilis daftar mubalig itu bukan satu-satunya. Artinya, pihaknya masih mungkin melakukan pembaruan terkait daftar rekomendasi mubalig.

"Artinya di kemudian hari akan muncul nama-nama sesuai dengan masukan yang kita terima dari tokoh-tokoh ulama dan ormas Islam. Sehingga mereka bisa kita manfaatkan ilmunya. Ini daftar yang sangat dinamis dan akan senantiasa mengalami updating dan perubahan penambahan," kata Menag.

Menag mengurai, setidaknya ada tiga poin yang dicermati terkait rekomendasi mubalig tersebut yaitu:

  1. Mereka-mereka yang betul mumpuni dalam arti menguasai secara mendalam dan luas tentang substansi ajaran Islam.
  2. Memiliki pengalaman yang cukup besar sebagai penceramah
  3. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap kebangsaan

(way)