SOLO, solotrust.com - Masjid Agung Surakarta merupakan salah satu masjid tertua di Kota Solo. Tak heran, jika di sana masih terdapat benda-benda bersejarah, seperti menara azan yang dahulu digunakan untuk azan, dan masih banyak lagi.
Namun ada satu benda yang unik, yakni keberadaan jam matahari. Jam yang berada di sebelah kanan masjid ini, merupakan peninggalan dari Paku Buwono (PB) III pada tahun 1749.
Jam Matahari atau sering disebut juga dengan Bencet ini berbentuk cekungan setengah silinder dan berbahan dari tembaga. Bahkan, sampai saat ini jam tersebut masih bisa digunakan dengan baik. Di Masjid Agung, jam tersebut diletakan pada sebuah tugu kecil yang berukuran lebih dari 16 cm.
”Dahulu sebelum ada jam digital seperti sekarang ini, menggunakan jam tersebut untuk menunjukan waktu. Meski sudah lama tak digunakan, namun masih bisa dipakai untuk menunjuk waktu,” jelas Sekretaris Pengurus Masjid Agung Surakarta Abdul Basyid kepada Solotrust.com, Selasa (22/5/2018).
Guna membuat pengunjung tidak binggung, pengurus Masjid Agung menambahkan tulisan atau keterangan tentang penggunaan hingga sejarah jam tersebut. Hal ini sebagai salah satu sarana edukasi bagi masyarakat, salah satunya mengenal benda sejarah. (dit)
(way)