SOLO, solotrust.com – Masjid Agung Surakarta tidak menggelar serangkaian acara peringatan Maulid Nabi seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tidak lepas dari adanya pandemi Covid-19 di mana kesehatan jemaah masih menjadi fokus utama.
Ketua Pelaksana Masjid Agung Surakarta, Muhammad Muhtarom mengatakan keselamatan para jemaah adalah fokus utama. Karenanya, peringatan Maulid Nabi 2021 hanya dilaksanakan sederhana dengan menggelar pengajian, mengingat adanya pandemi Covid-19.
“Kami mengadakan sederhana saja, yaitu pengajian dan harinya tidak ditepatkan pada malam tanggal 12, tapi besok Jumat (22/10/2021) karena kalau sama-sama ditempatkan malam tanggal 12 justru banyak kegiatan lain di luar. Sekarang yang penting itu keselamatan jemaah merupakan fokus utama kita,” ujar Muhammad Muhtarom.
Mengingat Masjid Agung Surakarta tidak merayakan Maulid Nabi seperti biasanya, dengan itu para santri di Pondok Pesantren Tahfidz wa-Ta’limil Quran mengadakan pengajian setiap malam.
“Karena punya pondok pesantren, jadi setiap malam diadakan pengajian. Sejak tanggal 1 Oktober sudah dimulai pengajian di pondok pesantren untuk menyambut Maulid Nabi ini,” papar Muhammad Muhtarom.
Sekretaris Masjid Agung Surakarta, Abdul Basid Rohmad menambahkan, kegiatan pengajian dalam memeringati Maulid Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam diperuntukkan bagi jemaah sekitar dan tidak dibuka untuk umum.
“Pengurus Masjid Agung Surakarta mengganti peringatan Maulid Nabi dengan acara pengajian di Hari Jumat (22/10/2021) besok dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Nggak ada kegiatan yang lain dan jemaahnya cuma intern, nggak kami share (bagikan-red) ke medsos (media sosial) yang lebih luas, paling hanya dibuat jemaah Kampung Kauman dan santri pondok itu antara seratus sampai 200 orang saja,” ungkap Abdul Basid Rohmad.
Pihaknya menjelaskan alasan tidak dibuka untuk umum, selain menjaga agar tidak berkerumun, pengurus juga merasa masih belum siap menerima jemaah dari luar wilayah.
“Kami belum siap untuk bisa mengecek suhu satu per satu jemaah, jadi masih ada keterbatasan,” kata Abdul Basid Rohmad.
Diketahui, peringatan Maulid Nabi di Kota Solo biasanya dimeriahkan dengan gelaran Sekaten. Acara tradisi ini ditutup dengan Grebeg Mulud pada 12 Rabiul Awal atau 12 Mulud.
Pada puncak acara, Keraton Kasunanan Surakarta biasanya menyiapkan dua pasang gunungan yang kemudian dibawa ke halaman Masjid Agung Surakarta. Di area masjid itu pula, masyarakat biasanya memperebutkan gunungan berupa aneka hasil bumi dengan harapan mendapat berkah.
Selain gunungan, Keraton Kasunanan Surakarta biasanya menandai gelaran Sekaten dengan menabuh sepasang gamelan pusaka, Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari. Dua gamelan yang umum disebut Sekati ini dibunyikan secara bergantian dari halaman Masjid Agung Surakarta selepas salat zuhur.
Akibat pandemi Covid-19, berbagai acara tradisi itu pun harus ditiadakan. (cahyarani)
(and_)