SOLO, solotrust.com- Salah satu komoditas pangan yang diwaspadai mengalami gejolak harga adalah telur ayam ras.
Menjelang Lebaran, telur ayam ras berpotensi mengalami kenaikan harga. Hal itu terkait larangan angkutan berat beroperasi saat Lebaran.
Penasehat Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Pusat, Robby Susanto menjelaskan memang untuk kendaraan transportasi yang mengangkut kebutuhan pokok mendapat pengecualian.
Tapi aturan ini hanya berlaku saat pengiriman barang dan setelah barang dikirim kendaraan tidak boleh beroperasi. Padahal pihaknya masih membutuhkan armada tersebut untuk mengangkut ulang.
"Sehingga biaya operasional yang dikeluarkan para distributor menjadi membengkak. Sebab harus menyediakan armada lain untuk pengiriman barang," paparnya di sela pertemuan antara TPID dengan para distributor di Balaikota Solo, Senin (4/6/2018).
Wakil Ketua TPID Surakarta, Bandoe Widiarto mengaku baru mendapatkan informasi tersebut. Ia menilai, bila tidak segera menemukan solusi, kenaikan harga telur ayam ras berpotensi menyumbang inflasi. Pihaknya pun akan segera berkoordinasi dengan stakeholder terkait.
"Harapan kita inflasi Lebaran nanti bisa terkendali. Karena selama ini telur ayam ras, cabai rawit dan bawang putih menjadi komoditas utama penyumbang laju inflasi," tuturnya. (Rum)
(wd)