YOGYAKARTA, solotrust.com – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid telah menetapkan Idul Fitri 1439 H jatuh pada Jumat, 15 Juni 2018. Saat pelaksanaan Salat Ied, khatib dan muballigh diimbau untuk tidak menjadikan khutbah Idul Fitri sebagai ajang kampanye dan propaganda politik praktis.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti berpesan, para khatib dan muballigh hendaknya menyampaikan khutbah dan ceramah berisi ajakan agar umat Islam senantiasa berusaha melanjutkan amal shalih selama Ramadhan secara lebih baik. Selain itu juga meningkatkan ketaqwaan dengan berbuat ihsan, meningkatkan soliditas dan solidaritas sosial, serta memelihara kerukunan, persatuan umat dan bangsa.
“Sampaikan pesan-pesan keislaman yang menyebarkan kedamaian, persaudaraan, kemajuan dan mencerahkan. Para khatib dan muballigh hendaknya tidak menjadikan khutbah dan ceramah sebagai ajang kampanye dan propaganda politik praktis. Tidak menyampaikan materi yang berpotensi menimbulkan kontroversi dan disharmoni sosial, politik dan agama, baik intern maupun antarumat beragama,” serunya, dilansir dari laman resmi PP Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id, Rabu (13/06/2018).
Abdul Mu’ti juga berharap masyarakat hendaknya saling menghormati dan bekerjasama demi terwujudnya suasana ibadah secara tenang, aman dan tertib.
“Masyarakat hendaknya bersilaturrahim dengan saling mengunjungi dan kerelaan memaafkan untuk meningkatkan harmoni, kerukunan, persatuan dan persaudaraan umat dan bangsa. Khusus dalam menggunakan media sosial hendaknya warga masyarakat semakin cerdas, dewasa dan berkeadaban,” imbau dia.
Abdul Mu’ti mengajak masyarakat untuk dapat menggunakan media sosial sebagai ajang silaturahim, peduli dan berbagi. Menjauhi hal-hal menyebabkan kebencian, dusta dan permusuhan agar kehidupan di masyarakat tetap terjaga rukun dan damai.
(and)