Hard News

Dukung Asian Games, LRT Sumatra Selatan Siap Beroperasi Juli 2018

Hard News

25 Juni 2018 03:33 WIB

LRT (pixabay.com)

JAKARTA, solotrust.com - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) optimistis Light Rail Transit (LRT) Sumatra Selatan akan selesai dan dioperasikan pertengahan Juli 2018. LRT rencananya digunakan untuk mendukung perhelatan akbar Asian Games 2018.

“Kementerian Perhubungan memastikan tingkat keamanan dan keselamatan dalam pengoperasiannya nanti,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri dalam keterangan persnya, Minggu (24/06/2018).



Terkait hal itu, Kemenhub telah melakukan serangkaian pengujian sarana dan prasarana LRT pada Mei 2018. Uji coba dinamis telah dilakukan pada Kamis (21/06/2018) dari Stasiun Jakabaring menuju Stasiun Palembang Icon.

Pembangunan LRT Sumatra Selatan, menurut Dirjen Perkeretaapian Kemenhub merupakan amanah dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 116 Tahun 2015 dan Perpres 55 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatra Selatan.

Pekerjaan pembangunan LRT Sumsel, sepanjang ± 23 kilometer dilengkapi 13 stasiun, satu depo dan sembilan gardu listrik dengan menggunakan lebar jalur rel 1067mm dan third rail electricity 750 VDC telah dimulai sejak Oktober 2015 dengan pembiayaan APBN.

“LRT Sumsel ini akan menghubungkan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin menuju kawasan sport city Jakabaring. Selain digunakan sebagai sarana transportasi yang dapat mengurangi beban jalan raya dan penggunaan kendaraan pribadi, juga akan digunakan sebagai venue untuk perhelatan Asian Games tahun 2018,” ujarnya.

Berbeda dengan LRT Jabodebek menggunakan U-shaped Girder, Zulfikri mengatakan LRT Jakarta menggunakan Box Girder, sedangkan LRT Sumsel menggunakan I Girder. Lebar spoor LRT Sumsel adalah 1.067 mm, sedangkan LRT Jabodebek dan LRT Jakarta lebar spoor-nya 1.435 mm. Nilai investasi secara keseluruhan dalam pembangunan LRT Sumsel merupakan total biaya sarana dan prasarana LRT yang tidak dapat terpisahkan.

“Sehingga nilai investasi apabila dibagi panjang jalur kereta api tersebut, dinilai masih cukup realistis dan telah dilakukan perbandingan dengan negara-negara di kawasan ASEAN. Sebagai contoh, seperti di Malaysia biaya untuk pembangunan LRT Kelana Jaya Line diketahui sebesar Rp817 miliar/km, sedangkan untuk biaya pembangunan LRT di Manila sebesar Rp907 miliar/km,” jelas dia.

(and)

Berita Terkait

Berita Lainnya