Serba serbi

Andaikan Jepang Tidak Nekat, Mungkin Bisa Kalahkan Belgia

Olahraga

03 Juli 2018 14:57 WIB

Belgia berhasil mengalahkan Jepang 3-2 dalam babak 16 besar, Selasa (3/7/2018) dini hari WIB. (Dok FIFA)

ROSTOV, solotrust.com – Jepang terlalu berambisi ingin menyelesaikan pertandingan. Imbasnya, mereka kebobolan di detik-detik terakhir lewat serangan balik cepat pemain Belgia.

Dalam laga yang digelar di Rostov Arena Rostov-On-Don, Selasa (3/7/2018) dini hari WIB, Jepang sempat memimpin dua gol terlebih dahulu melalui Haraguchi menit ke-48 dan Inui empat menit berselang.



Sejak memimpin dua gol, skuat asuhan Akira Nishino menguasai jalannya pertandingan. Hingga tengah babak kedua Belgia mulai mengubah permainan. Masuknya Fellaini pada menit ke-65 terbukti ampuh membalikan keadaan.

Hasilnya, dua gol berhasil dilesakan hanya dalam kurun waktu enam menit saja. Pertama melalui Vertonghen menit ke-69 dan Fellaini menit ke-75.

Saat kedudukan imbang 2-2, kedua tim saling memiliki peluang untuk mencetak gol. Namun mental dan konsistensi bicara banyak dalam laga tersebut. Pemain Jepang terlalu nekat dan berambisi untuk mengakhiri pertandingan.

Memperoleh peluang dari tendangan sudut di detik-detik terakhir, Tim Matahari Terbit justru mendapat petaka lewat gol yang diciptakan Chadli persis pada menit ke-90+4.

“Pada saat itu, ketika tendangan bebas dan tendangan sudut diambil, kami ingin memutuskan dan menyelesaikan pertandingan. Tentu saja pada titik itu saya pikir kami mungkin akan pergi ke perpanjangan waktu tetapi saya tidak berharap bahwa semacam super kontra -menghancurkan dan pemain saya tidak berharap bahwa dalam beberapa detik bola akan dibawa ke setengah (area) kami dan itu akan memutuskan pertandingan,” kata Akira Nishino usai laga, seperti dilansir laman FIFA.

Kondisi tersebut jelas sangat disesali skuat Jepang. Mereka datang ke babak 16 besar melawan Belgia dengan misi ingin menang.

“Kami ingin memenangkannya. Tim kami cukup kuat dan melawan Belgia setidaknya kami bisa menyamai mereka, saya percaya. Ada rencana yang berbeda dalam pikiran saya dan tentu saja kami memulai dengan sangat baik tetapi pada akhirnya, tepat pada akhirnya, telah kebobolan gol seperti itu tidak diharapkan,” keluhnya.

Sementara Pelatih Belgia Roberto Martinez memuji skuatnya yang tampil begitu garang meski sempat tertinggal dua gol. Hasil ini setidaknya membuat mental pemain Belgia semakin baik jelang melawan Brasil di perempat final.

“Jika Anda melihat statistik tidak ada banyak permainan di mana Anda dapat kembali dari 2-0 di Piala Dunia. Saya pikir ini adalah kepribadian, fokus, keinginan, hingga tidak pernah memberi sikap para pemain dan hampir kepercayaan para pemain ketika datang, Melakukannya dalam 90 menit adalah pencapaian yang luar biasa,” ucap Martinez.

(way)