Hard News

BMKG Jelaskan Fenomena Embun Es di Dieng

Hard News

7 Juli 2018 18:31 WIB

Embun yang membeku di Dieng. (Dok Twitter)

JAKARTA, solotrust.com – Fenomena tak biasa terjadi di kawasan Dieng beberapa hari terakhir. Embun yang menempel di dedaunan dan tanaman, berubah menjadi es yang membeku layaknya salju.

Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?



“Fenomena suhu dingin malam hari dan embun beku di lereng pegunungan Dieng lebih disebabkan kondisi meteorologis dan musim kemarau yang saat ini tengah berlangsung. Pada saat puncak kemarau, memang umumnya suhu udara lebih dingin dan permukaan bumi lebih kering. Pada kondisi demikian, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa. Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada suhu udara musim hujan,” jelas Deputi Bidang Klimatologi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal, dalam rilis resminya, Jumat (6/7/2018).

Selain itu menurutnya, kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya yang dibuktikan dengan rendahnya kelembaban udara.

Pada kondisi puncak kemarau saat ini di Jawa, beberapa tempat yang berada pada ketinggian, terutama di daerah pegunungan, diindikasikan akan berpeluang untuk mengalami kondisi udara permukaan kurang dari titik beku 0 derajat celsius.

Hal itu disebabkan molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang dari pada dataran rendah sehingga sangat cepat mengalami pendinginan, lebih lebih pada saat cuaca cerah tidak tertutup awan atau hujan.

Sehingga uap air di udara akan mengalami kondensasi pada malam hari dan kemudian mengembun untuk menempel jatuh di tanah, dedaunan atau rumput.

“Air embun yang menempel dipucuk daun atau rumput akan segera membeku yang disebabkan karena suhu udara yang sangat dingin, ketika mencapai minus atau nol derajat. Di Indonesia, beberapa tempat pernah dilaporkan mengalami fenomena ini, yaitu daerah dataran tinggi Dieng, Gunung Semeru, dan Pegunungan Jayawijaya, Papua,” tambah Herizal.

(way)