Pend & Budaya

Semar Terbesar di Dunia Mampir ke SDN Sampangan Solo

Pend & Budaya

18 Juli 2018 18:44 WIB

Ratusan siswa berdiri di hadapan Wayang Semar raksasa di halaman SDN Sampangan, Pasar Kliwon, Solo, Rabu (18/7/2018). (solotrust-adr)

SOLO, solotrust.com - Suasana Rabu (18/7/2018) pagi di SD Negeri Sampangan No 26, Pasar Kliwon, Solo tampak berbeda dari biasanya. Pagi tadi, sebanyak 315 siswanya didatangai tokoh wayang Semar dengan ukuran besar.

Kedatangan Semar terbesar di dunia itu merupakan bagian dari kegiatan yang digelar oleh Sanggar Wayang Gogon melalui programnya Wayang Masuk Sekolah.



"Kami bekerja sama dengan Sanggar Wayang Gogon mengenalkan kesenian wayang kepada para siswa di sini," kata Kepala Sekolah SDN Sampangan Solo, Tri Joko H kepada solotrust.com di sela kegiatan.

"Seluruh siswa sebanyak 315, termasuk siswa baru kelas 1 berjumlah 55 siswa juga diikutkan semua," imbuhnya.

Menurutnya, hasanah budaya wayang perlu dipelajari bersama oleh pelajar karena terdapat nilai-nilai luhur di dalamnya. "Apalagi dengan tantangan kemajuan zaman yang begitu pesat, perlu diadakan kegiatan seperti ini," ujarnya.

Joko menuturkan kegiatan budaya seperti pengenalan wayang ini diharapkan dapat membentuk karakter siswa sejak dini. Seperti dengan menghadirkan sejumlah kegiatan bertema wayang.

"Kita kenalkan karakter tokoh-tokoh dalam pewayangan, untuk ditanamkan dalam diri siswa, tentunya diambil sisi-sisi baiknya."

Ia menjelaskan, Wayang Masuk Sekolah diisi dengan berbagai kegiatan, seperti kirab wayang di jalanan sekitar sekolah, workshop pengenalan wayang, melukis dan mewarnai wayang, pembuatan wayang dan juga pementasan wayang.

Belajar Nilai Kehidupan

Pada kesempatan yang sama, Pendiri Sanggar Wayang Gogon, Margono Prasetyo mengatakan, dalam kegiatan Wayang Masuk Sekolah, pihaknya menghadirkan wayang Semar raksasa. Semar itu memiliki tinggi mencapai 6 meter.

"Kita hadirkan wayang Semar ini, kita kenalkan ini wayang terbesar di dunia," ungkapnya.

Margono menuturkan, Wayang Masuk Sekolah di SDN Sampangan No 26 ini merupakan kali ke-26 program ini berjalan. Dikatakan Margono, setiap bulan Wayang Masuk Sekolah menyambangi SD atau SMP, tidak hanya di Kota Solo, bahkan di Jawa Timur, Jogja, dan kota lainnya.


Melalui Wayang Masuk Sekolah, Margono ingin menyisipkan nilai-nilai dan muatan pendidikan moral melalui lakon yang dimainkan. Materi ini akan disesuaikan dengan tingkat pendidikan siswa dan diharapakan seni bisa menjadi filter terhadap dampak kemajuan zaman.

“Anak-anak bisa belajar mengenai berbagai nilai kehidupan di dunia pewayangan. Ini berguna bagi pendidikan moral mereka di masyarakat,” ujarnya.

Ia menuturkan, pelajar merupakan generasi penerus kekayaan budaya bangsa yang wajib dilestarikan. Sanggar wayang gogon hadir sebagai fasilitator masyarakat khususnya anak-anak usia sekolah agar paham dan bangga akan budaya Nusantara.

"Harapannya menumbuhkan kecintaan anak terhadap warisan leluhur. Pelestarian budaya membutuhkan benteng kuat yang dibangun dari rasa bangga fondasi generasi muda ini," tandas Margono. (adr)

(way)