SOLO, solotrust.com – Gerhana Bulan Total (GBT) bakal kembali terjadi pada 28 Juli 2018. Fenomena alam ini akan menjadi gerhana bulan kedua tahun ini.
Menariknya, gerhana kali ini menjadi GBT terlama abad ini lantaran berlangsung selama satu jam dan 43 menit. Lamanya waktu gerhana ini diyakini membuat bulan terlihat sedikit lebih kecil dan lebih redup ketimbang biasanya.
Menurut profesor fisika dan astronomi di Stony Brook University, Frederick Walter, hal itu terjadi karena posisi bulan berada jauh dari bumi di orbit elipsnya, sehingga membuatnya tampak lebih kecil. Bulan juga bergerak lebih lambat ketika posisinya sangat jauh dari bumi.
Melansir The Verge, Jumat (27/07/2018), penduduk di kawasan seperti Timur Tengah dan sebagian besar Eropa akan menikmati pemandangan gerhana sangat baik. Mereka akan melihat bulan berubah menjadi merah berkarat atau biasa disebut ‘Blood Moon’. Selama gerhana, sinar matahari melalui atmosfer bumi sebelum dapat menerangi bulan. Cahaya yang dihasilkan proyek di bulan berwarna merah, sehingga membuat bulan tampak berwarna merah darah.
Peristiwa ini menjadi fenomena unik di mana bulan purnama dan Mars akan berhadapan langsung dengan matahari. GBT sendiri sepertinya bakal kembali terulang tahun depan. Berdasarkan pengamatan, bulan akan melewati bayangan bumi lagi pada 21 Januari 2019.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lewat akun Twitter resmi menyampaikan puncak gerhana total akan terjadi selama 103 menit dan dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. BMKG rencananya akan menyiarkan fenomena langka ini secara langsung. Awal gerhana diperkirakan mulai pukul 01:24:27 WIB hingga 05:19:00 WIB.
(and)