Hard News

Gempa Lombok M 7,0 Bandara Ngurah Rai Beroperasi Normal

Hard News

05 Agustus 2018 23:45 WIB

Suasana di Bandar Udara (Bandara) I Gusti Ngurah Rai, Bali (Instagram-@ngurahraiairport)

SOLO, solotrust.com – Gempa bumi kembali mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (05/08/2018), pukul 18.46 WIB. Kendati sempat dikabarkan berpotensi memicu tsunami, namun gempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) ini tak memengaruhi operasional Bandar Udara (Bandara) I GustiNgurah Rai, Bali.

Manajemen bandara melalui akun Instagram mengonfirmasi fasilitas penerbangan seperti runway, taxiway dan apron tidak terjadi kerusakan. Operasional landside dan airside tetap berjalan normal.



“Sudah dilakukan pengecekan selama sepuluh menit di airside untuk memastikan keandalan fasilitas penerbangan dan dipastikan aman untuk penerbangan,” ungkap pihak bandara, dikutip dari akun Instagram Bandara Ngurah Rai, @ngurahraiairport.

Disampaikan pula, tim operasional telah melakukan pemeriksaan struktur bangunan terminal secara keseluruhan. Secara umum operasional bandara dinyatakan normal.

“Rekan-rekan operasional di lapangan sedang melakukan pemeriksaan struktur bangunan terminal secara keseluruhan. Secara umum operasional normal,” ungkap manajemen Bandara Ngurah Rai.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap tenang dan menjauhi bibir pantai pascagempa 7 SR mengguncang Lombok Utara. Gempa berlokasi di 8.37 LS, 116.48BT dengan kedalaman 15 kilometer berpotensi memicu gelombang tsunami.

"Meski prediksi gelombang paling tinggi hanya setengah meter, tapi kami minta masyarakat segera jauhi bibir pantai dan mencari tempat yang jauh lebih tinggi. Upayakan untuk tetap tenang dan tidak panik," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta.

Pihaknya mengatakan, gelombang tsunami tiba bisa berbeda-beda. Gelombang pertama bisa saja bukan yang terbesar. Hingga saat ini BMKG terus memantau kondisi terkini pascagempa dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Terus kami pantau dari Pusat Gempa Nasional di Jakarta, termasuk potensi terus terjadinya gempa susulan," terangnya.

Dwikorita Karnawati memaparkan hingga pukul 19.51 WIB telah terjadi 16 kali gempa susulan, namun dengan magnitudo jauh lebih kecil. Kendati demikian, ia meminta masyarakat tetap waspada dan tidak mendiami bangunan atau rumah rawan runtuh.

(and)