Hard News

BMKG: Anomali Musim Kemarau Picu Cuaca Ekstrem Berkepanjangan

Nasional

10 Juli 2025 10:57 WIB

Ilustrasi (Foto: Pixabay)

JAKARTA, solotrust.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan dinamika atmosfer tak lazim telah menyebabkan mundurnya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, sekaligus meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa pekan terakhir.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyatakan hingga akhir Juni 2025, baru sekira 30 persen wilayah zona musim mengalami peralihan ke musim kemarau.



“Padahal secara klimatologis, pada waktu yang sama, biasanya sekitar 64 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau,” ungkapnya dalam siaran pers, awal pekan ini.

Diterangkan, kemunduran musim kemarau tahun ini merupakan dampak dari lemahnya Monsun Australia dan tingginya suhu muka laut di Selatan Indonesia. Kedua faktor ini menyebabkan tingginya kelembapan udara memicu terbentuknya awan hujan, bahkan di tengah periode yang seharusnya kering.

Kondisi ini diperburuk berbagai fenomena atmosfer seperti aktifnya Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang ekuator (Kelvin dan Rossby Equator) yang mendukung pembentukan awan konvektif dan memperbesar potensi hujan lebat.

“Kendati ENSO dan IOD berada dalam fase netral dan diperkirakan akan tetap netral hingga akhir tahun, curah hujan di atas normal masih terus terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia sejak Mei dan diperkirakan berlangsung hingga Oktober 2025,” papar Dwikorita Karnawati.

Dampak dari kondisi ini, lanjutnya, sudah mulai terasa dalam bentuk hujan ekstrem di berbagai daerah, terutama pada 5 dan 6 Juli lalu. Hujan dengan intensitas lebih dari 100 mm per hari tercatat di Bogor, Mataram, Bantaeng, Bulukumba, dan Sinjai, serta sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), menyebabkan banjir, longsor, pohon tumbang, dan gangguan aktivitas masyarakat.

Dwikorita Karnawati menyampaikan, BMKG telah memberikan peringatan dini cuaca mingguan dan diperbarui secara berkala tiga hingga enam jam sebelum kejadian berlangsung. Peringatan dini tersebut disebarluaskan melalui aplikasi InfoBMKG, media sosial, WhatsApp Group, dan kanal komunikasi lainnya.

BMKG juga terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), operator transportasi, serta instansi teknis lainnya guna mengantisipasi risiko lanjutan. Fenomena cuaca ekstrem yang terus terjadi ini, kata Dwikorita Karnawati, menunjukkan dinamika atmosfer masih sangat aktif, meskipun Indonesia telah memasuki periode kemarau.

Berdasarkan hasil analisis terkini, wilayah berpotensi mengalami hujan lebat dalam sepekan ke depan meliputi Jawa bagian Barat dan tengah (termasuk Jabodetabek), Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Maluku bagian tengah, serta Papua bagian tengah dan Utara.

“Potensi hujan ini diperkirakan akan bergeser ke wilayah tengah dan timur Indonesia pada periode 10 hingga 12 Juli 2025,” imbuhnya.

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini dan memerhatikan peringatan dini guna menghindari dampak lebih besar dari bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan gangguan transportasi.

“Kami mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan untuk tidak lengah dan selalu waspada terhadap perkembangan cuaca karena dinamika atmosfer yang terjadi saat ini masih cukup kompleks,” tutup Dwikorita Karnawati.

(and_)

Berita Terkait

BMKG Prediksi Musim Kemarau Basah hingga Oktober, Waspadai Bencana Hidrometeorologi

BMKG: Cuaca Masih Dinamis dan Ekstrem, Transportasi Darat, Laut, dan Udara Perlu Waspada

BMKG: Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek

Dampak Perubahan Iklim pada Kemarau, Begini Kata Peneliti Klimatologi

BMKG: 2024 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah, Perubahan Iklim Ancam Kesehatan

Pastikan Keselamatan Perjalanan Lebaran 2025, BMKG Intensifkan Layanan Informasi Cuaca Maritim

BMKG Prediksi Musim Kemarau Basah hingga Oktober, Waspadai Bencana Hidrometeorologi

BMKG: Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek

BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem, meski Sebagian Besar Wilayah Masuk Musim Kemarau

Waspada Kebakaran di Musim Kemarau, BPBD Boyolali Minta Warga Cegah Dampak Kekeringan

5 Tips Praktis Merawat Smartphone dari Suhu Panas Musim Kemarau

10 Rekomendasi Makanan dan Minuman yang Cocok Dikonsumsi saat Musim Kemarau

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Jelang Mudik Lebaran 2025

BMKG Sediakan Informasi Cuaca Terintegrasi, Dukung Kelancaran Mudik Lebaran 2025

BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai Sebagian Wilayah Indonesia di Awal Februari 2025

Mau Liburan Nataru? BMKG: Cek Info Cuaca Sebelum Berpergian!

Waspada 3 Hari ke Depan! BMKG Deteksi Bibit Siklon di Samudra Hindia Barat Daya Banten

Masuk Musim Penghujan, Awas Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi Mengintai!

BMKG Prediksi Musim Kemarau Basah hingga Oktober, Waspadai Bencana Hidrometeorologi

BMKG: Cuaca Masih Dinamis dan Ekstrem, Transportasi Darat, Laut, dan Udara Perlu Waspada

BMKG: Musim Kemarau 2025 Mundur dan Berdurasi Lebih Pendek

Pastikan Keselamatan Perjalanan Lebaran 2025, BMKG Intensifkan Layanan Informasi Cuaca Maritim

Waspada Cuaca Ekstrem Mengintai, BMKG Sebut Bibit Siklon Muncul di Samudra Hindia

BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem Jelang Mudik Lebaran 2025

Berita Lainnya