KLATEN, solotrust.com - Tim Tanggap Bencana Lombok (TTBL) dari Ikatan Doter Indonesia (IDI) kembali diberangkatkan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka diterjunkan ke Lombok untuk memberikan kebutuhan gizi dan pendampingan pada ibu bayi dalam situasi darurat pascagempa.
Sejumlah tim medis tersebut diberangkatkan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten. Ketua tim tanggap bencana Lombok, dr Husen Prabowo menyebut, pascagempa, saat ini ribuan bayi dan balita perlu mendapatkan pendampingan dari tim medis.
"Kita berangkatkan kembali. Saat ini anak balita atau bayi di sana masih membutuhkan pendampingan oleh para medis," ujarnya kepada wartawan, Jumat (17/8/2018).
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil evaluasi laporan tim tahap pertama, disepakati tim tanggap bencana Lombok IDI Klaten tidak berhenti sampai di sini, hal tersebut mengingat untuk keberlangsungan program ini harus adanya pengawasan.
"Kita selalu berkoordinasi dengan tim posko tanggap bencana di Lombok. Kita juga dibantu untuk operasional di sana, sehingga saat ini masih ada sekitar 4.600 bayi dan balita yang perlu mendapatkan perhatian atau dalam masalah pemenuhan gizinya," kata Husen.
Sementara, Plt Kepala Dinas Kesehatan Klaten Cahyono mengatakan, pemberangkatan tim Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) ini merupakan gelombang 2 yang akan melanjutkan program pendampingan terhadap kebutuhan gizi para balita dan ibu hamil di Lombok.
"Ada tujuh orang yang diberangkatkan, mereka merupakan perwakilan dari berbagai organisasi prosesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Bidan Indonesia dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia(Persagi), ini di bawah tanggung jawab dari Dinas Kesehatan," jelasnya.
Berdasarkan evaluasi dari tim yang diberangkatkan sebelumnya, kata Cahyono, hal ini sering menjadi permasalahan besar terhadap korban anak-anak dan ibu hamil, juga bantuan susu formula akan mengganggu proses pemberian ASI eksklusif.
"Pascagempa terkadang mereka tidak banyak yang memperhatikan. Sehingga Klaten yang telah memiliki peraturan daerah tentang ASI eksklusif, mempunyai banyak konselor ASI dan juga ahli gizi, maka tim dalam tanggap bencana ini fokus terhadap pemberian makanan bayi dan anak (PMBA)," tandasnya. (jaka)
(way)