SEMARANG, solotrust.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan terus memacu penanaman kedelai untuk menekan impor. Itu dilakukan karena saat ini industri pengolahan kedelai menjadi tempe dan tahu masih mengandalkan kedelai impor.
Kepala Balai Mutu Hasil Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Heru Tamtomo mengatakan, sebenarnya hasil kedelai dari petani lokal tidak kalah dengan kedelai impor. Untuk itu dia mengimbau kepada para perajin tahu dan tempe untuk menggunakan kedelai lokal.
“Banyak sekali keunggulan kedelai lokal karena lebih alami dan bukan rekayasa genetik,” katanya saat dialog parlemen dengan tema ‘Memuliakan Petani’di Kota Semarang, Senin (24/9/2018).
Saat ini pihaknya sedang memacu penanaman kedelai di beberapa daerah. Diharapkan dengan stok kedelai yang melimpah angka impor kedelai dapat ditekan serendah mungkin sehingga turut serta mensejahterakan petani kedelai.
Beberapa daerah penghasil kedelai yakni ada di Kabupaten Grobogan, Blora, Pati, Wonogiri, Banyumas, Cilacap, dan Purworejo. “Dengan banyaknya daerah yang menanam kedelai maka produksi kedelai akan semakin banyak,” ujarnya.
Saat ini pemerintah kini sedang berkonsentrasi mempromosikan penggunaan kedelai lokal untuk bahan baku tahu dan tempe. Sebab secara kualitas kedelai lokal lebih segar sehingga lebih aman untuk dikonsumsi.
Sementara itu Ahsin Makruf, anggota Komisi B DPRD Jateng mengatakan, khusus di Jateng kebutuhan beras memang saat ini terbilang cukup. Namun khusus jagung dan kedelai kebutuhanya masih kurang.
Paparnya, kedelai yang jadi bahan baku tahu dan tempe di Jateng baru mampu mencukupi 150 ton. Padahal kebutuhan kedelai di Jateng mencapai 500 ton.
Ahsin pun mendorong agar pemerintah melakukan edukasi agar petani mau menanam kedelai supaya kebutuhan kedelai dalam negeri bisa dipenuhi sendiri. Pemerintah disebutnya juga perlu mendukung petani dengan mau membeli hasil panennya,” pintanya.
“Ketika pemerintah sudah benar-benar serius memuliakan petani, maka kesejahteraan petani akan benar-benar terangkat. Petani mempunyai kedudukan mulia dan menjadi sebuah profesi yang punya nilai ekonomi,” katanya. (vita)
(way)