Ekonomi & Bisnis

Pengusaha Kuliner Diimbau Tak Gunakan Tabung Gas Melon

Ekonomi & Bisnis

29 September 2018 12:00 WIB

Tabung gas melon ditemukan di rumah makan besar di kota Solo, Kamis (27/9/2018). (solotrust-rum)

SOLO, solotrust.com - Tim monitoring LPG 3 kg (Disperindag, Pertamina, Hiswana Migas, Dinas Perdagangan Pemerintah Kota Surakarta) mengimbau masyarakat mampu, terutama para pelaku usaha menyadari peruntukan tabung gas melon.

Bahwa distribusi tabung gas elpiji 3 kg diperuntukkan bagi warga miskin yang pantas mendapat subsidi. Sehingga para pelaku usaha diimbau melakukan penukaran ke tabung tidak subsidi.



Hal tersebut terkait penemuan 146 tabung LPG 3 kg yang digunakan oleh beberapa rumah makan besar di Solo saat dilakukan inspeksi mendadak monitoring, Kamis (27/9/2018).

Sales Eksekutif LPG Rayon V Pertamina, Adeka Sangtraga Hitapriya mengatakan, dalam sidak kemarin Pertamina memberikan trade in (tukar tabung) dengan LPG 5,5 kg secara gratis.

“Kami akan berikan secara gratis penukaran dua tabung LPG 3 kg, dengan satu tabung LPG 5,5 kg, dan untuk kegiatan sidak kali ini, kami sudah memberikan 21 tabung LPG 5,5 kg,” tuturnya.

Kegiatan sidak monitoring LPG 3 kg ini dilakukan di 11 rumah makan yang tersebar di enam usaha makanan di Jalan Gajah Mada dan lima tempat lain di sekitar Stasiun Solo Balapan. Bahkan dua di antaranya termasuk kuliner terkenal di kota ini yang memiliki omzet lebih dari Rp1 juta per hari.

“Jika kami hitung, rumah makan ini rata-rata menggunakan dua tabung LPG 3 kg per hari. Sehingga total konsumsi LPG 3 kg per bulan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dari 11 lokasi ini adalah 1.160 tabung,” ujarnya.

Unit Manager Communication and CSR MOR IV, Andar Titi Lestari menambahkan, kegiatan monitoring LPG 3 kg ini akan dilakukan secara berkala, bekerja sama dengan Desperindag, Hiswana Migas, dan kepolisisan.

“Kami bersinergi agar peruntukan barang bersubsidi dapat tepat sasaran dan berharap kesadaran para pelaku usaha untuk bangga menggunakan barang non subsidi juga dapat meningkat,” paparnya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta, Subagiyo, juga mengingatkan pada para pelaku usaha untuk mau beralih ke tabung gas non subsidi. Terlebih di tabung gas melon sudah jelas tertulis 'Hanya untuk masyarakat miskin'.

"Mereka yang bukan kelompok keluarga miskin sehingga tidak bisa menggunakan LPG bersubsidi," tegasnya. (Rum)

(way)