SOLO, solotrust.com- Standarisasi kantin sehat sekolah menjadi salah satu strategi yang dikembangkan oleh Yayasan Gita Pertiwi untuk menentukan arah kebijakan dan mewujudkan ketahanan pangan Kota Surakarta.
Seperti disampaikan Penanggungjawab Yayasan Gita Pertiwi, Titik Eka Sasanti saat kegiatan Hari Pangan Sedunia di Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta, Rabu (7/11/2018).
Menurutnya, hal itu diperlukan untuk mencegah anak-anak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan berbahaya dan memastikan anak-anak mendapatkan pemenuhan gizi yang baik.
"Kantin sehat sekolah bisa dijadikan sebagai tolok ukur penilaian dalam akreditasi sekolah agar pihak sekolah serius untuk memperbaiki manajemen kantin sekolah," kata Titik kepada solotrust.com di sela kegiatan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 15 sekolah dari SD hingga SMA/SMK di Surakarta belum ditemukan sekolah yang memenuhi standar ideal kantin sehat dan memiliki aturan tertulis, sehingga perlu adanya aturan tertulis terkait standar kantin sekolah yang sehat.
Titik menyampaikan, ada lima komponen utama dalam standar kantin sehat, yaitu makanan yang dijual, suplai makanan, fisik dan bangunan kantin, sistem pengelolaan kantin, dan pemantauan.
Dijelaskan Titik, diperlukan edukasi dan penyuluhan bagi pihak sekolah, pengurus kantin bahkan siswa sekolah terkait program kantin sehat.
"Selain itu, juga perlu adanya aturan terkait pedagang yang berjualan di luar sekolah agar tidak memicu anak melakukan pembelian makanan di luar kantin sekolah," jelasnya.
Sehingga diperlukan dukungan dari dinas-dinas terkait yang memiliki program kantin seperti dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas lingkungan hidup agar program Ini benar-benar bisa berjalan pada tahun 2019 mendatang
"Kami juga mendorong pemerintah kota membuat payung hukum tentang standarisasi kantin sekolah, dapat dalam bentuk Peraturan Wali kota dan Peraturan Daerah,” tukasnya.
Lebih jauh, Ia menjelaskan pentingnya membuat standar kantin sehat karena sebagian sekolah sudah menerapkan full day school yang berarti anak-anak menghabiskan waktu di sekolah.
"Dengan full day school anak-anak membutuhkan asupan terlebih makan siang di sekolah jadi perlukan pengelolaan kantin sekolah yang baik," katanya.
Untuk diketahui, Kota Solo terpilih menjadi percontohan Kota Cerdas Pangan. Kota Solo dinilai mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat serta Selama lima tahun terakhir sudah dirintis berbagai program penguatan organisasi produsen pangan dari hulu ke hilir. Dan program penyadaran konsumen hingga lahir Konsumen Pangan Sehat Kota Surakarta (Konpasera). (adr)
(wd)