SOLO, solotrust.com - Pasar Srawung Organik terpilih menjadi salah satu destinasi Pasar Digital dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.
Sejak awal tahun 2018, Kemenpar mencanangkan program destinasi digital untuk meningkatkan perekonomian baik dari sisi pasar kuliner, handycraft hingga eco-tourism.
Ketua Panitia Srawung Organik, Galih Nogoseno, mengatakan kegiatan ini sudah diadakan 8 kali dan yang terakhir pada tahun 2016 kemudian vakum selama 2 tahun karena terkendala dana.
Terpilihnya event tersebut sebagai destinasi pasar digital sebab sudah punya tempat, yaitu di Taman Hutan Lemah Putih dengan potensi alamnya. Serta memajukan perekonomian melalui gaya hidup organil.
"Srawung Organik adalah kegiatan yang bertujuan untuk mempererat suatu hubungan antara manusia dengan alam dan seni budaya. Serta hubungan seni budaya dengan alam," tuturnya pada solotrust.com.
Kegiatan ini diharap akan menjadi laboratorium pengembangan nilai-nilai pola hidup bermasyarakat yang sehat dan ruang ekspresi para seniman, budayawan, akademi, serta berbagai pihak yang terlibat.
Pasar Srawung Organik didukung oleh Gerakan Pesona Indonesia (Genpi) yang membantu dari sisi dana dan dokumentasi. Tim Genpi akan mengambil foto dan video yang akan diunggah di media sosial Kemenpar resmi dengan haraoan bisa menjangkau lebih luas. Juga memberikan fasilitasi co branding.
"Dengan mengunggah di sosial media, harapannya semakin digital, semakin global dan semakin profesional," imbuhnya.
Srawung Organik terdiri dari 3 bagian, yaitu workshop gelar makanan dan minuman, performing arts, dan wahana bermain. Kali ini juga akan diadakan lomba menggambar dan juga mewarnai untuk anak usia maksimal 12 tahun.
Sebelumnya, sudah diadakan workshop dan performing arts pada 28 Oktober 2018 dan 11 November 2018. Sesi terakhir akan diadakan pada 9 Desember 2018.
Diharapkan, Srawung Organik dapat menjadi tempat rekreasi keluarga. Dengan target 300-500 pengunjung masyarakat Solo Raya, wisatawan lokal dan mancanegara, pelajar dari berbagai tingkatan, dan anak dari berbagai usia.
Sebanyak 11 - 20 pelaku pasar organik akan berpartisipasi menawarkan beragam produknya dengan harga di kisaran Rp 5 ribu - Rp 20 ribu. Uniknya, tiket masuk Pasar Srawung Organik digratiskan, tapi pengunjung wajib membeli uang benggol minimal Rp 10 ribu untuk dibelanjakan di tenant yang ada.
"Kami mengajak artisan lokal untuk membuka tenant di Pasar Srawung Organik," ujarnya.
Adapun produk organik yang tersedia antara lain, kuliner seperti sayur yang tidak menggunakan pupuk kimia, mie Waloh dari buah waloh yang sehat dan tanpa pengawet, telur asin, ayam Taliwang. Juga produk kecantikan seperti sabun dan lulur.
(wd)