Ekonomi & Bisnis

Sinergi TPID Surakarta Cegah Gejolak Harga dengan Pasar Mirunggan

Ekonomi & Bisnis

18 Desember 2018 14:37 WIB

Pasar Mirunggan di Benteng Vasternberg Solo.

SOLO, solotrust.com - Sebagai upaya pengendalian Inflasi atau harga komoditas menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru), Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta yang terdiri dari unsur Pemerintah Kota Surakarta , Bank Indonesia Solo, dan Aparatum, menyelengggarakan kegiatan Pasar Murah bertajuk "Pasar Mirunggan Gotong Royong TPID Surakarta".

Pasar Murah Mirunggan Gotong Royong TPID ini dilaksanakan selama 3 hari, Selasa - Kamis, 18-20 Desember 2018, jam 07.00 - 13.00 WIB, di halaman Benteng Vasternburg. Sebanyak 100 stand menyediakan bahan-bahan pangan seperti beras, minyak, gula, daging ayam, daging sapi, kuliner hingga kerajinan tangan seperti tas. 



Pembukaan Pasar Mirunggan dan Peresmian Kios Mirunggan dilakukan oleh Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo dengan membunyikan kentongan. Didampingi Kepala Perwakilan BI Solo, Bandoe Widiarto, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surakarta Triyana dan lainnya. Dihadiri pula Eva Yuliana, Staf Khusus Hubungan Antarlembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan Kementerian Perdagangan.

"Kios Mirunggan ini sebagai salah satu terobosan upaya TPID untuk membentuk harga referensi komoditas strategis sehingga tidak terjadi gejolak harga," ujar Bandoe Widiarto, yang sekaligus sebagai Wakil Ketua TPID Kota Surakarta, dalam pembukaan Pasar Mirunggan, di Benteng Vastenberg Selasa (18/12/2018).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surakarta, Triyana menjelaskan, Pasar Mirunggan Gotong Royong ini merupakan bentuk sinergi gotong royong TPID Kota Surakarta yang terdiri dari Bank Indonesia Solo, unsur OPD Pemkot Surakarta, Perbankan, Distributor komoditas pangan strategis, pelaku usaha dan organisasi sosial di Kota Solo.

"Tujuannya dalam rangka menjaga keterjangkauan harga dan pasokan komoditas kepada masyarakat," kata Triyana saat memberikan sambutan.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo menambahkan, kios Mirunggan TPID Surakarta Pasar Gede dan Pasar Legi merupakan sinergi TPID Surakarta dengan BUMD Perumda PAU Pedariangan, Perbankan, Bulog, PT PPI untuk menyediakan kios yang menjual komoditas pangan dengan harga farm (harga petani/peternak).

"Ini sebagai bentuk intervensi untuk menciptakan harga penyeimbang yang wajar di pasar, sehingga membantu stabilitas harga. Kios Mirunggan TPID hadir sebagai penyeimbang harga bukan sebagai pesaing pelaku usaha," tuturnya.

Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo menerangkan mirunggan dari bahasa Jawa, artinya kelonggaran dengan harapan pikiran dan hati masyarakat longgar tidak mudah marah sehingga suasana bisa kondusif, maju, sejahtera lahir dan batin.

"Diharapkan masyarakat mendapatkan kelonggaran dalam mencari rejeki melalui penyelenggaraan pasar Mirunggan. Sehingga dengan dibukanya Pasar Mirunggan, akan terus mengalir pendapatan dan menambah kesejahteraan masyarakat," kata Rudy. (Rum)

(wd)