Serba serbi

Strategi Kemenpar Pulihkan Pariwisata Pascatsunami Selat Sunda

Wisata & Kuliner

28 Desember 2018 22:01 WIB

Menpar Arief Yahya saat meninjau salah satu objek wisata yang terdampak Tsunami Selat Sunda. (Dok Kemenpar)

SOLO, solotrust.com – Tsunami yang menerjang pesisir Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam turut merusak beberapa objek wisata di daerah tersebut. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengaku telah menyiapkan strategi untuk memulihkan objek wisata yang rusak tersebut.

Tak lama usai bencana tsunami menerjang, Menpar mengunjungi lima titik destinasi wisata yang terdampak mulai dari Anyer, Carita, Labuan, Tanjung Lesung, dan Menes.



Dalam kunjungannya tersebut ia menjelaskan, ada tiga hal strategi pemulihan destinasi pariwisata yang terkena dampak pascatsunami. Pertama, pemulihan dari sisi sumber daya manusia (SDM) atau kelembagaan, lalu pemulihan destinasi dan yang terakhir adalah pemasaran.

“Strategi pemulihan ini dilakukan saat masa tanggap darurat selama 14 hari selesai. Yang pertama kita pulihkan adalah  SDM dan kelembagaannya melalui kegiatan trauma healing   untuk masyarakat yang berdomisili dan berusaha di destinasi wisata, termasuk para pekerja di sektor industri pariwisata, seperti pegawai-pegawai hotel, komunitas dan Industri pariwisata itu sendiri,” ujarnya, Kamis (27/12/2018).

Bagi industri pariwisata yang keculitan membayar cicilan atau tagihan air dan listrik, pihaknya akan memberi relaksasi di bidang keuangan, termasuk cicilan ke bank.

“Itu juga yang kami lakukan di Bali dan Lombok beberapa waktu lalu,” katanya.

Yang kedua, pemulihan pemasaran. Tujuannya adalah menumbuhkan rasa kepercayaan kepada masyarakat untuk berwisata ke pesisir Selat Sunda, terutama ke Pandeglang dan Serang.

“Yang pertama kita lakukan adalah membuat event-event pemerintah di sini. Saya sebagai Menteri Pariwisata mengundang seluruh kementerian dan lembaga, untuk mengadakan event-event di sini. Dan Kemenpar yang akan memulai pertama kali pada awal Januari mendatang, untuk menggelar rapat koordinasi pemulihan pascatsunami, lokasinya di salah satu hotel tidak terdampak di kawasan  Anyer,” ujar Menpar.

Yang ketiga adalah pemulihan destinasi. Pemulihan destinasi memang tidak bisa langsung Kemenpar yang menangani. Tetapi Kemenpar akan menyurati kementerian dan lembaga untuk memperbaiki destinasi terdampak.

“Semisal menyurati KemenPUPR, atau menyarikan Dana Alokasi Khusus. Di sana peran Kemenpar untuk selalu mendampingi,” paparnya.

(way)