Hard News

Negara Gagal Alasan Munculnya Smart Padi Sebelas Maret Prabowo Sandi

Jateng & DIY

12 Januari 2019 22:14 WIB

Acara deklarasi Smart Padi di Hotel Lorin, Jumat (11/1/2019).

SOLO, solotrust.com - Alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pendukung Prabowo - Sandi yang tergabung dalam Smart Padi resmi mendeklarasikan dukungannya terhadap Pasangan Calon, lawan dari kubu petahana tersebut.

Dalam acara yang dihadiri sejumlah tokoh pendukung Prabowo-Sandi dan ratusan relawan Smart Padi. Ketua Smart Padi M. Taufik menjelaskan terbentuknya Relawan Smart Padi berlandaskan kegelisahan terhadap pemerintah atas ketidakadilan terhadap rakyat. Ia berpegang teguh mengembalikan hak-hak politik rakyat. UU no.9 tahun 1998 tentang penyampaian pendapat di muka umum.



"Kegiatan ini merupakan menyampaikan pendapat aspirasi politik kami, memilih adalah hak kami. Sekarang ini masyarakat tidak punya hak politik, UU ITE menjadi UU subversif, hampir semua orang yang menghuni penjara karena orang berseberangan dengan pemerintah, mengkritik bikin meme tiba-tiba ditangkap polisi, negara menggunakan kekuasaannya dan kekuatan untuk membungkam perbedaan pendapat," terang Taufik di hadapan ratusan peserta deklarasi.

Meski belum genap dua pekan berdiri, Smart Padi mengaku siap memenangkan paslon Prabowo - Sandi yang dianggap dapat memberikan keadilan dan kemakmuran bagi bangsa dan negara Indoensia.

Menyinggung kesejahteraan, Smart Padi juga mengkritik program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berkaitan dengan Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dinilai juga tidak berpihak kepada rakyat, justru rakyat menyubsidi negara.

"BPJS itu kan asuransi, harusnya selama setahun jika tidak terpakai, sehat-sehat saja uangnya kembali dan ada benefitnya, ini negara gagal, negara tidak mensejahterakan rakyat, tapi rakyat malah mensubsidi negara," papar dia.

Selain itu yang menjadi poin terbentuknya Smart Padi adalah, keprihatinan akan Indonesia memegang predikat sebagai negara Islam terbesar di dunia diantara negara lainnya, namun hanya dimanfaatkan untuk kepentingan penguasa.

"Kita memposisikan sebagai negara Islam terbesar tapi dalam forum internasional kepala negara tidak pernah muncul, baik dalam pembahasan PBB terkait Rohingya, Uighur, Palestina, padahal negara islam terbesar, jangan ngomong negara islam terbesar kalau butuh kuota haji atau dana haji untuk bikin tol," ucap Taufik.

"Tiga alasan itu yang melatar belakangi munculnya Smart Padi," imbuh dia.

Adapun deklarasi itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara Indonesia yang mengharapkan perubahan besar-besaran supaya mewujudkan rakyat adil dan makmur.

 “Wadah alumni ini kita bentuk untuk mendukung pasangan Prabowo-Sandi dalam Pemilu nanti, supaya menang dan mensejahterakan rakyat," terang dia.

Sementara saat menanggapi terkait adanya wadah Alumni UNS lain yang tergabung dalam JoSmart untuk mendukung kubu petahana, dirinya menyikapi dengan santai.

"Ya itu sah-sah saja. Tapi kami ada strategi khusus untuk mendulang suara Prabowo-Sandi,” kata Taufik.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Mudrick Sangidoe selaku Panglima Mega Bintang, meminta penyelenggara pemilu bersikap sesuai aturan dan tidak berlaku curang.

"Saya harap penyelenggara, baik KPU, Bawaslu, Polisi dan TNI harus netral," ujarnya. (adr)

(wd)