SOLO, solotrust.com - Desainer interior asal Kota Solo, Lorca Langit Biru kembali meraih penghargaan tingkat internasional dalam ajang Good Design Award 2025 dengan predikat Gold Winner, kali ini lewat karyanya berjudul The Prayer Space. Bangunan karya Lorcabiru ini berupa musala yang dibangun di tengah perkampungan padat penduduk di Karangasem, Laweyan, Solo.
Sang desainer, Lorca, mengungkapkan musala ini mengadopsi makna-makna simbolis sejarah dan pilar Islam.
“Lima pilar pada fasad depan melambangkan rukun Islam, fondasi utama dalam kehidupan umat Muslim. Empat ruang (plong) di antara pilar merepresentasikan empat bulan yang dimuliakan dalam Islam: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab,” ungkap Lorca, Kamis (16/10/2025).
Sementara itu, bila menilik delapan pintu akses di sisi kanan dan kiri bangunan juga tak luput dari makna simbolis. Empat di antaranya melambangkan unsur-unsur penciptaan manusia dalam pandangan Islam, yakni api dalam QS. Al-Baqarah (2):24, unsur udara dalam QS. Shaad (38):71–72, unsur tanah dalam QS. Shaad (38):71–72, serta air dalam QS. Al-Furqan (25):54. Sementara empat lainnya melambangkan unsur ghaib manusia: nafsu, akal, hati, dan ruh yang membentuk keseimbangan spiritual dan jasmani manusia.
Tak hanya itu, bangunan ini menggunakan tiga susun atap, terinspirasi dari arsitektur Jawa kuno pada masa peradaban Islam. Tiga lapisan tersebut melambangkan iman, ihsan, dan Islam, tiga tingkat kesempurnaan dalam spiritualitas manusia.
“Interior musala dibagi secara tegas antara lantai, dinding, dan atap. Pembagian ini mengingatkan pada konsep triloka dalam ajaran Hindu pra-Islam: Bhurloka-alam manusia (lantai), Bhuwarloka-ruang antara dunia dan alam kematian (dinding), Swarloka-alam para dewa (atap). Dalam konteks Islam-Jawa, pembagian ini diinterpretasikan ulang sebagai perjalanan spiritual manusia: dari dunia, menuju kesadaran, hingga pencapaian keilahian,” jelasnya.
Menariknya lagi, bangunan ini juga mempunyai tujuh kolom utama, merepresentasikan tujuh masa kehidupan manusia. Mulai dari Radli (masa menyusui), Fathim (masa penyapihan), Shabiy (masa kanak-kanak), Ghulam (masa remaja), Syab (masa pemuda), Kahl (masa dewasa), hingga Syaikh (masa tua).
Bukan hanya syarat religius yang terwujud dalam arsitektur, Lorca juga menyerap budaya Jawa sebagai inspirasi karyanya. Seperti dinding interior dilapisi motif batik Kawung, warisan khas Jawa Tengah. Motif ini melambangkan kesempurnaan, kemurnian, dan kesucian, serta mengandung makna pengendalian diri dari nafsu dan hasrat duniawi, menuju jiwa bersih dan tenang.
Dua kubah musala melambangkan angka ‘dwi’ dalam filosofi Jawa. Masing-masing kubah terdiri dari 17 lapisan. Kubah pertama melambangkan 17 rakaat salat wajib harian. Kubah kedua melambangkan 17 rakaat salat rawatib, sebagai penyempurna ibadah harian.
“Enam ruang (plong) pada kabinet bagian dalam melambangkan rukun Iman, menegaskan pentingnya fondasi keyakinan dalam kehidupan beragama. Atap rendah yang melambangkan andhap ashor dan sepuluh pintu kaca disebut Sedoso dalam bahasa Jawa berarti Siji (satu) bermakna awal atau keesaan Tuhan, dan Nul (nol) bermakna akhir atau pengosongan diri di hadapan-Nya,” terang Lorca.
Lorca juga menjelaskan, pembangunan musala berjalan selama enam bulan. Usai dibangun, pengelolaan musala diserahkan kepada warga sekitar dan diberi nama Musala Ar-Rayan. Sepuluh pintu yang dapat dibuka seluruhnya juga melambangkan keterbukaan tanpa pengecualian.
Rumah ibadah ini selalu terbuka untuk siapa pun yang datang dengan niat baik. Bentuk arsitekturnya unik, menjadikan musala ini nampak kontras dan menonjol di antara bangunan-bangunan lain di sekitarnya.
The Prayer Spacemeraih penghargaan Australian Good Design Award Gold Winner 2025 untuk kategori Built Environment. Penghargaan ini diberikan kepada proyek yang dinilai dewan juri memiliki keunggulan luar biasa dalam aspek desain, inovasi, serta dampak positif bagi masyarakat.
Setiap tahun, Good Design Australia mengkurasi panel juri, terdiri atas pakar desain dari Australia maupun mancanegara untuk memastikan proses penjurian berlangsung ketat dan kredibel. Dewan juri menilai, The Prayer Space memiliki keunggulan lebih karena bisa memadukan nilai religius dan kebudayaan masyarakat dalam sebuah bangunan multifungsi, sebagai ruang ibadah, edukasi dan ruang interaksi komunitas masyarakat setempat.
Selain itu, bangunan ini juga dibuat dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dengan penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan, tahan lama dan mudah dalam proses perawatannya.
Australian Good Design Awardsmerupakan salah satu ajang penghargaan desain internasional tertua di dunia. Tahun ini, program penghargaan tersebut mengusung tema Design for Better, menekankan peran penting desain dalam mewujudkan dunia lebih seimbang, inklusif, dan berkelanjutan.
Setelah belasan tahun berkarier di Australia, pada 2020 Lorca Biru kembali ke kampung halamannya di Kota Solo dan membuka bisnis interior design di Indonesia. Dalam rentang lima tahun ini, Lorca sudah tiga kali meraih penghargaan Good Design Award dengan predikat Gold Winner, yakni pada 2020 untuk proyek Store+, kategori Product Design Furniture and Lighting.
Pada 2022 untuk proyek Limasan House, kategori Architectural Design Residential (Interior Design) dan 2025 untuk proyek The Prayer Space, kategori Built Environment.
Selain penghargaan dari Good Design, pada 2024 lalu, Lorca juga meraih penghargaan dari APAC Insider untuk kategori Most Exclusive Furniture Design Company. Secara keseluruhan, dalam rentang 16 tahun kariernya di bidang interior design, Lorca berhasil mendapat 12 penghargaan, delapan di antaranya dengan predikat Award Winning. (add)
(and_)