Ekonomi & Bisnis

Kantor Pos Solo Raup Laba Rp 15 M pada 2018

Ekonomi & Bisnis

18 Januari 2019 12:34 WIB

Wakil Kepala Kantor Pos Gladag Solo, Zaenal Alamsyah.

SOLO, solotrust.com - PT. Pos Indonesia (Persero) mencatatkan laba sebesar Rp 15 miliar pada tahun 2018, namun hal itu dinilai belum cukup besar oleh Wakil Kepala Kantor Pos Gladag Solo, Zaenal Alamsyah. Itulah sebabnya, diputuskan untuk menaikkan tarif pengiriman pada awal 2019 ini.

"Pada 2018 kita membukukan laba Rp 15 miliar, ada kenaikan tapi tidak terlalu besar," ujarnya pada solotrust.com.



Kenaikan tarif tersebut diiringi dengan peningkatan target Standar Waktu Penyerahan (SWP). Dari yang tadinya 97 persen pada tahun 2018, sekarang tahun 2019 naik menjadi 98 persen. Misalnya, secara sistem, untuk pengiriman dengan Pos Ekspres, standarnya H+1 harus sampai ke alamat.

"Standar Waktu Penyerahan ini terpantau secara ketat. Jadi bila pengantaran tidak sesuai jadwal akan terpantau. Ini untuk peningkatan pelayanan," imbuhnya.

Untuk pengiriman lokal (Solo ke alamat Solo), surat atau paket harus hari itu juga terkirim. Untuk pengiriman Solo ke Solo Raya, tetap pakai patokan nasional yaitu H+1. Selain itu, Kantor Pos Gladag Solo membuka semua layanan 24 jam baik surat, paket maupun jasa keuangan (listrik, telpon, dan lain-lain).

Ia menerangkan, Kantor Pos Gladag Solo sebagai hub dari kabupaten sekitar. Paket atau barang kiriman yang terkumpul, akan diolah untuk dikirimkan lagi ke hub yang lebih besar kemudian disebarkan ke masing-masing daerah.

Dari Solo ke Indonesia bagian barat seperti Sumatera, Jabodetabek atau Bandung, paket atau barang dikirimkan lewat Jakarta. Sedangkan tujuan ke Indonesia bagian timur, lewat Surabaya. Dengan kata lain, kiriman yang menggunakan pesawat dipecah ke 2 titik yaitu Jakarta dan Surabaya.

Adapun pengiriman barang melalui darat memakai kereta api. Pengiriman melalui kereta api ini ada yang langsung dari Solo ke tujuan atau ada yang ke DI. Yogyakarta lebih dulu. Atau melalui Kroya untuk pengiriman yang menuju daerah Cilacap, Purwokerto dan Purbalingga. Hal itu tergantung konektivitas kereta api, sehingga untuk masing-masing daerah berbeda-beda.

Kata Zaenal, tiap jam 21.00 WIB pihaknya melakukan sapu bersih semua kiriman yang disebarkan ke Jakarta dua titik, Surabaya dan Kroya. Dari Jakarta dan Surabaya, paket dikirim menggunakan pesawat ke masing-masing daerah.

"Meski masing-masing daerah ada bandara, tapi kita tetap lewat hub di Jakarta dan Surabaya," jelasnya. (Rum)

(wd)