SOLO, solotrust.com- Ketua Umum Alumni Sebelas Maret Prabowo Sandi (Smart Padi), Muhammad Taufiq berpendapat, bahwa beberapa kebijakan pemerintah saat ini justru mengurangi lapangan pekerjaan sehingga menambah jumlah pengangguran.
"Menurut saya bukan hanya kurang, pemerintah malah di dalam beberapa kesempatan menghilangkan beberapa lapangan kerja," tuturnya pada solotrust.com.
Ia mencontohkan, salah satunya adalah penggunaan e-toll dan e-money yang dianggap mengurangi lapangan kerja. Menurutnya, di negara modern sekalipun seperti di Korea Selatan, untuk jalan belum diterapkan e-toll tapi masih manual. Ia mempertanyakan, mengapa di negara masih berkembang seperti Indonesia, semua diganti mesin. Akibatnya, hal itu menyumbang tingkat pengangguran yang luar biasa.
Selain itu, ia juga menilai industri tekstil Indonesia tidak bisa bersaing karena bahan baku impor. Dari sektor pertanian pun juga dilakukan praktik impor. Otomatis produksi kecil seperti kedelai dan kain menjadi mahal. Juga turut menyumbang tingkat orang yang menjadi pengangguran.
"Problematika sekarang, pendapatan kecil tapi pengeluaran besar, pajak-pajak naik, biaya kehidupan naik, seperti bahan pokok dan transportasi," imbuhnya.
Dengan beban hidup sedemikian, menurut Taufiq, bila masyarakat tidak terjun ke dalam kewirausahaan maka pengangguran akan banyak. Salah satu contoh kecil, bila tidak ada usaha Gojek atau Grab maka akan berakibat banyak pengangguran.
Untuk itulah, pihaknya mendukung program kewirausahaan OK OCE yang sudah berjalan di DKI Jakarta untuk diadopsi di Kota Solo. Karena dengan OK OCE, bisa mencetak wirausahawan, untuk kemudian mengajak orang-orang lain untuk bekerja di tempatnya.
Terlebih, banyak orang ketika menjadi pengusaha menghadapi kesulitan berupa mendapatkan modal, kesulitan marketing dan tidak ada yang melakukan pembimbingan.
"Dan diharapkan OK OCE ini bisa menjadi salah satu solusi," pungkasnya. (Rum)
(wd)