SOLO, solotrust.com- Bank Mandiri Area Solo mencatatkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mengalami pertumbuhan 63 persen dari tahun 2017 ke tahun 2018. Hal itu diungkap oleh Vice President Bank Mandiri Area Solo, Ony Suryono Widodo, saat ditemui media di kantornya, Senin (11/2/2019).
Berdasarkan data, realisasi penyaluran KUR pada tahun 2017 mencapai Rp 426 miliar. Sedangkan realisasi KUR pada tahun 2018 meningkat di angka Rp 695 miliar. Sehingga growth atau pertumbuhan secara year on year (Desember 2018 terhadap Desember 2017) penyaluran kredit mencapai 63 persen.
"KUR Mikro yaitu kredit di bawah Rp 25 juta, pada tahun 2018 mencapai Rp 77 miliar. Sedangkan KUR kecil atau ritel yaitu di atas Rp 25 juta sampai Rp 200 juta, mencapai Rp 618 miliar," tuturnya.
Secara rinci, terdapat 5 besar nasabah KUR yaitu sektor usaha perdagangan eceran 66 % (kecuali mobil dan motor) atau Rp 461 milyar, pertanian dan perburuhan Rp 70,1 milyar atau 10 %, industri furnitur dan pengolahan lainnya Rp 40 miliar atau 5,7 %, penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 4,7 % atau Rp 32,5 miliar, sektor jasa dan lainnya 4,3 % atau Rp 30 miliar.
Secara wilayah, penyaluran kredit di Kabupaten Klaten paling besar karena beberapa faktor, yaitu kondisi luas wilayah, jumlah cabang dan marketing lebih banyak. Terdapat 8 kantor cabang bank Mandiri di Klaten dengan 13 unit yang memasarkan mikro dari total 62 unit di Solo Raya.
"Serapan ekonomi mikro biasanya lebih banyak di kabupaten. Untuk Klaten sekitar 24 persen atau 172 miliar dari total KUR yang disalurkan," imbuhnya.
Ia menambahkan, Bank Mandiri sendiri untuk AreaSsolo Raya debet KUR dan KUM tercatat mencapai Rp 1.482 triliun per 1 Desember 2018. Total kredit Bank Mandiri se-Solo Raya sejak tahun 2015 hingga 2018 Rp 8,6 triliun (keseluruhan dari korporasi hingga mikro) sedangkan porsi KUR Rp 831 miliar. Sementara itu, Non Performing Loan (NPL) terjaga di angka 0,3 persen. (Rum)
(wd)