Ekonomi & Bisnis

Diperbarui, Desain Logo BTM 2019 Lebih Kekinian

Ekonomi & Bisnis

16 Februari 2019 17:34 WIB

Jumpa pers BTM 2019 di Fave Hotel Solo, Jumat (15/2/2019).

SOLO, solotrust.com- Panitia Bengawan Solo Travel Mart (BTM) 2019 melakukan gebrakan baru di gelaran kali ini yaitu penyempurnaan logo lama. Sebagai konseptor penyegaran desain logo yang baru, panitia BTM 2019 memperbarui logo agar lebih kekinian. Dengan desainer logo BTM yang baru adalah Chandra Kurniawan.

Humas DPC ASITA Solo, Farid Muttaqin, menjelaskan melihat penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, merasa perlu untuk dilakukan penyegaran desain yang disesuaikan dengan perkembangan masa dan teknologi desain yang terkini.



"Tentunya dengan tidak mengurangi dari makna inti dari logo BTM tahun-tahun sebelumnya, tetap mengambil karakter Rajamala," tuturnya melalui siaran pers yang diterima solotrust.com, Jumat (15/2/2019).

Karakter pewayangan bernama Rajamala adalah putra dari Begawan Palasara dengan Dewi Watari. Meski Rajamala sering diartikan dengan makna negatif, padahal bila dimaknai sejarahnya justru sebagai penolak bala. Yaitu saat pembuatan canthik kepala Rajamala oleh Kraton Kasunanan Surakarta yang dipasang di kepala perahu.

Pada logo BTM 2019 dan logo lama, Rajamala terlihat menghadap ke atas, yang bermakna impian, harapan, dan cita-cita dari event ini. Adalah untuk meningkatkan dan mengembangkan pariwisata kota Solo menjadi salah satu destinasi unggulan 10 Destinasi Bali Baru bersama DI. Yogyakarta dan Semarang.

Di logo baru, tepat di bawah karakter Rajamala terdapat ombak berwarna biru yang bisa diartikan ombak laut atau Sungai Bengawan Solo. Terinspirasi dari penggalan lirik lagu Bengawan Solo yaitu "Mata airmu dari Solo, terkurung gunung seribu. Air mengalir sampai jauh, akhirnya ke laut". Dari lirik itu bisa diartikan, kiprah Solo cukup besar dalam industri pariwisata terbukti dari kolaborasi dengan Semarang dan DI. Yogyakarta menjadi salah satu dari 10 Destinasi Bali Baru.

Dari lirik "Air meluap sampai jauh akhirnya ke laut" dapat diartikan muara sungai Bengawan Solo akhirnya ke laut luas dengan gelombang besar. Dimana laut atau sungai dulu menjadi salah satu sarana transportasi andalan jaman kerajaan untuk melakukan perjalanan wisata di kota Solo masa itu. Lebih dari itu, makna ombak laut atau sungai bermakna tantangan ke depan pelaku industri pariwisata semakin berat.

"Saat ini dan ke depan pelaku industri pariwisata harus membuang jauh persaingan atau kompetisi, tetapi harus melakukan kolaborasi atau sinergi bersama-sama memajukan pariwisata Indonesia. Bengawan Solo yang mendunia ini menjadi kekuatan pariwisata kota Solo agar dikenal dunia internasional. Inilah yang mendasari pengambilan nama Bengawan Solo Travel Mart," paparnya.

Ia menambahkan, makna warna biru pada ombak dalam logo, di samping tantangan yang begitu berat, masih ada harapan besar bahwa ke depan industri pariwisata Indonesia akan menjadi produk unggulan yang bersaing dengan komoditi Sumber Daya Mineral.

Dari sisi font logo, menampakkan gaya font yang dinamis dan bergerak sehingga akan memberi semangat pada pelaku industri pariwisata Indonesia khususnya kota Solo untuk selalu bergerak dinamis mengikuti perkembangan jaman.

Warna tulisan dipilih berwarna-warni diwakili unsur merah, biru dan kuning merupakan warna dasar dari terbentuknya warna lain. Maknanya, para pelaku industri pariwisata khususnya kota Solo harus selalu mengikuti perkembangan jaman secara dinamis tanpa melupakan akar budaya yang mendasar karena budaya setiap daerah merupakan aset pariwisata yang perlu dijaga.

"Warna-warni font di logo juga memaknai bahwa pariwisata dapat dinikmati seluruh masyarakat Indonesia tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras dan warna kulit," imbuhnya.

Latar belakang (background) dasar putih merupakan makna yang paling mendasar dari pariwisata dimana pariwisata bertujuan membuat penyegaran dari rasa, pikir, dan karsa manusia sehingga kembali akan menjadi berpikir sehat, bahagia dan berkarsa maksimal menghasilkan karya memajukan pariwisata untuk bangsa dan negara Indonesia.

BTM 2019 akan diadakan selama 3 hari, Minggu-Selasa, 17-19 Februari 2019. Sebanyak 70 buyer (pembeli) berupa travel agent dari luar kota Solo akan dipertemukan dengan para seller (penjual) yaitu pelaku industri pariwisata di Solo, berupa hotel, oleh-oleh, tranportasi, dan destinasi wisata lainnya. (Rum)

(wd)