SOLO, solotrust.com - Beberapa hari menjelang penutupan pesta belanja Solo Great Sale (SGS) 2019, panitia terus mendorong para peserta dan pembeli untuk menukarkan nilai transaksi dengan poin yang akan ditukarkan dengan undian berhadiah.
Sekretaris SGS David R Wijaya mengungkap, hingga per tanggal 25 Februari 2019, transaksi yang sudah tercatat mencapai Rp400 miliar lebih atau hampir Rp450 miliar. Sedangkan target transaksi SGS tahun ini ada di angka Rp600 miliar.
"Transaksi terbesar masih di bidang transportasi, seperti tiket pesawat, tiket kereta api. Disusul otomotif, mal atau pusat perbelanjaan, dan hotel," tuturnya saat dihubungi wartawan, Selasa (26/5/2019).
Menjelang berakhirnya SGS, selama tiga hari ke depan, panitia berupaya untuk menggenjot transaksi SGS dengan pro aktif dan melakukan pemantauan. Terlebih banyak tenant yang belum input transaksi padahal data sudah ada. Juga masih ada entry data yang tertunda atau belum sempat dimasukkan. Inilah yang akan dibantu oleh panitia untuk pemasukan entry.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah panitia keliling pasar-pasar tradisional. Setiap pasar yang dikunjungi kadang-kadang hanya transaksi langsung yang dimasukkan datanya. Tapi yang potensial seperti pesanan besar malah tidak dimasukkan datanya. Pihaknya akan menysisir transaksi potensial. Bahkan akan membantu untuk input transaksi selama ada datanya.
David menambahkan, di pasar-pasar tradisional, keaktifan lurah pasar sangat berpengaruh, untuk mendorong para pedagang proaktif dan mengingatkan pembeli untuk menukar poin. Sebab, pihaknya mengaku tidak mungkin mensosialisasikan ke 7.000 tenant secara langsung. Sehingga butuh peran lurah pasar atau ketua paguyuban.
"Yang bisa kita kumpulkan itu, kita bantu waktu kunjungan ke pasar, kita keliling ke pedagang-pedagang, ini yang kita dorong terus supaya lebih besar input transaksi," lanjutnya.
Sementara itu, tahun ini partisipasi untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perannya dinilai lumayan bagus. UMKM yang menjadi peserta SGS pun bervariasi dari sektor fesyen, kuliner, batik, dan lain-lain. Namun mereka menyebar, tidak terkumpul di satu tempat besar. (Rum)
(way)