SOLO, solotrust.com – Pasangan ganda putra Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan berhasil menjuarai All England 2019. Mereka mengalahkan wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam tiga set di Arena Birmingham, Minggu (10/3/2019) malam WIB.
Ada cerita tersendiri di balik gelar juara Ahsan dan Hendra ini. Sang pelatih, Herry Iman Pierngadi sempat meragukan kondisi pemainnya jelang laga final.
Keraguan itu bukan tanpa alasan. Sebelumnya di partai semifinal melawan pasangan Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, Hendra sempat didera cedera. Betis kaki kanannya mengalami masalah.
“Ya sebelum tanding, ada perasaan 50-50 karena kondisi Hendra. Saya tidak tahu apakah dia bisa main atau tidak, kemarin dia bilang, jalan saja pincang,” katanya saat diwawancara Badmintonindonesia.org usai pertandingan.
Ahsan/Hendra kalah di set pembuka. Ganda peringkat 7 dunia itu kalah dengan skor jauh 11-21. Situasi tersebut sempat membuat Herry khawatir.
“Tadi di (set)pertama walau kalah, tapi nggak parah sekali, di game kedua sudah mau coba, kelihatan dari mukanya Hendra, kepingin cobanya kelihatan,” imbuhnya.
Namun ia mengapresiasi mental juara anak asuhnya tersebut. Dalam kondisi tidak prima, Hendra mampu tampil apik dan tenang mengantisipasi serangan lawan yang dari segi usia lebih muda.
“Mereka punya mental juara, walaupun kondisinya nggak prima dan ketinggalan di game pertama, memang mental juaranya kelihatan. Pemain Malaysia goyang banget, terutama di game ketiga. Di game kedua, lawan masih (memberi perlawanan). Lalu saat mau tersusul, Hendra/Ahsan sempat goyang, saya bilang, terus dulu, masih bisa. Saat Hendra/Ahsan terus unggul, lawannya goyang,” tutur Herry.
Hasil ini sekaligus menyiratkan bahwa pasangan ini belum ‘habis’ meski kini Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon masih menjadi unggulan Indonesia. Dengan kemenangan di All England 2019, mereka akan menempati peringkat 4 dunia.
“Artinya Hendra/Ahsan belum habis. Yang harus ditiru dari Hendra/Ahsan, mereka tidak pernah menyerah,” ujar Herry.
(way)