SOLO, solotrust.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo menerima kunjungan dari SMPN 1 Gatak, MAN 1 Surakarta, dan Homeschooling Primagama, untuk belajar tentang central banker. Kunjungan outing class kebansentralan ini diikuti 480 peserta terdiri dari 310 siswa SMPN 1 Gatak, 110 siswa MAN 1 Surakarta dan 60 siswa Homeschooling Primagama.
Kepala Divisi KPw BI Provinsi Jawa Tengah, Dian Nugraha, menjelaskan penerimaan kunjungan instansi sekolah mulai TK hingga Perguruan Tinggi ini sebagai bentuk edukasi kebanksentralan ke publik soal tugas dan peran BI. Kegiatan ini menyasar generasi muda yang kelak dapat menjadi ambassador atau kepanjangan tangan BI dalam memberi edukasi tentang Bank Sentral ke publik.
"Edukasi Kebanksentralan ini ditujukan untuk dapat mengenalkan lebih dekat Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia," ujarnya, Selasa (12/5/2019).
Menurutnya, edukasi ini penting mengingat kurangnya pemahaman masyarakat terhadap peran dan tanggung jawab BI. Masih ada yang berpandangan bahwa operasional dan kebijakan BI hanya bersinggungan dengan sektor perbankan dan korporasi, atau dengan pemerintah sebagai fungsi koordinasi. Bahkan menilai BI sama dengan fungsi bank komersial secara umum, yaitu menabung, meminjam uang atau mengajukan aplikasi kredit.
Untuk itu, BI terus berupaya memberi pemahaman yang benar ke masyarakat tentang keberadaan dan peran BI terhadap perekonomian Indonesia. Antara lain melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi, salah satunya melalui pelaksanaan kunjungan ini. Acara ini juga diharap menjadi literasi ekonomi dan kebanksentralan. Sehingga selain memahami peran BI, peserta juga dapat mempelajari dan menangkap sinyal kebijakan BI sebagai bank sentral.
"Melalui acara ini, diharapkan siswa-siswi dapat mengenal visi, misi, dan lingkup tugas serta peran Bank Indonesia yang mempunyai kontribusi terhadap perekonomian Negara Kesatuan Republik Indonesia," tuturnya.
BI merupakan lembaga negara independen dalam melakukan tugas dan wewenangnya, sebagaimana tercantum pada UU RI No. 23 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU RI No. 6 Tahun 2009. BI berbeda dengan bank umum atau bank komersial. Bank umum bertujuan mengumpulkan uang dari masyarakat yang mengalami surplus dan menyalurkannya ke masyarakat yang membutuhkan.
Sebagai bank sentral, BI punya satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (perkembangan laju inflasi), baik terhadap barang dan jasa, serta terhadap mata uang negara lain (perkembangan nilai tukar rupiah). Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai BI serta batas-batas tanggung jawabnya.
Untuk mencapai tujuan tunggal, Bank Indonesia mempuyai tiga pilar yang menjadi bidang tugasnya, yaitu: Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter; Melakukan Pengawasan dan Pengaturan Makroprudensial/SSK; serta Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran.
"Para siswa mempelajari 3 Materi. Materi pertama Kebanksentralan terkait pengenalan secara umum ketiga pilar yang menjadi bidang tugas dari BI, yaitu Moneter, SSK, dan SPPUR. Materi yang kedua dan ketiga lebih spesifik pada bidang tugas SPPUR," paparnya.
Materi "Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah" paling dekat bersinggungan dengan para siswa yang setiap hari memegang uang Rupiah dan membelanjakannya. Materi ini terkait tugas BI di bidang sistem pembayaran, sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik, dan memusnahkan uang dari peredaran. BI bertugas memenuhi kebutuhan uang Rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi layak edar.
Para siswa juga dikenalkan dengan Gerakan 3 D (Dilihat, Diraba, dan Diterawang). Tujuannya, para siswa dapat membedakan uang yang asli dan uang yang palsu. Ini sangat penting untuk dipahami dengan baik karena Rupiah merupakan satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia serta salah satu simbol kedaulatan negara. Para siswa juga diberi materi Gerakan 5 J, sebagai wujud bela negara tanpa senjata. Gerakan 5 J mencakup Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi.
Materi ketiga adalah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). GNNT ialah gerakan yang diinisasi BI dan didukung penuh Pemerintah. GNNT tidak lepas dari teknologi yang saat ini menjadi tulang punggung dari banyak jenis transaksi. Sementara GPN, sejalan dengan GNNT, adalah gerakan untuk menciptakan interkoneksi dan interoperabilitas di bidang sistem pembayaran non tunai. Para siswa juga dibekali isu perlindungan konsumen, cara transaksi non tunai dengan aman.
Pihaknya juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat bila mendapati Uang Tidak Layak Edar, yaitu uang lusuh, uang cacat, uang rusak, uang yang dicabut, dan uang yang ditarik dari peredaran, dapat mengunjungi BI untuk penukaran setiap Senin sampai Jumat dari jam 08.30 sampai 11.00.
"Melalui acara ini, diharapkan para siswa dapat mempunyai pemahaman lebih dekat terhadap Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia," jelasnya.
Para siswa kunjungan diharap dapat berkontribusi bersama dengan BI, dengan membagi pemahaman dari materi kebanksentralan ke teman-teman serta keluarga di rumah, termasuk cara mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah serta melakukan transaksi non tunai. (Rum)
(wd)