SOLO, solotrust.com - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menyasar sektor perikanan dan peternakan untuk peningkatan skala bisnis melalui pemanfaatan teknologi.
Sekretaris Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop & UKM RI, Devi Rimayanti mengatakan, pemilihan sektor perikanan dan peternakan ini dengan pertimbangan koperasi awalnya bersifat mandiri dan jarang tersentuh oleh bantuan bantuan pemerintah sedangkan sektor pertanian sudah sering mendapat perhatian.
"Yang bersifat mandiri ini mungkin lebih mudah, mereka mau menerima beradaptasi dengan Android untuk program implementasi keuangan digital," tuturnya pada media, Rabu (13/3/2019).
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop & UKM RI, Victoria Simanungkalit, menambahkan sektor pertanian termasuk di dalamnya perikanan dan peternakan memiliki peran utama dalam perekonomian nasional.
"Kontribusinya terhadap PDB nasional sekitar 13,6 persen. Ini PDB tertinggi kedua untuk sektor non migas setelah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 20,8 persen, dimana lebih dari separuhnya juga merupakan industri pengolahan yang berbasis pertanian. Sektor pertanian juga menjadi penyerap tenaga kerja terbesar yaitu sekitar 35 persen dari total tenaga kerja nasional," paparnya
Kendalanya, produksi perikanan dan peternakan nasional saat ini belum dapat memenuhi standar kualitas dan kuantitas kebutuhan dalam negeri. Perlu terobosan untuk meningkatkan peran sektor perikanan dan peternakan. Salah satunya melalui pengembangan usaha pengolahan hasil perikanan dan peternakan menjadi produk-produk olahan yang berkualitas dan berdaya saing dengan melihat potensi wilayah dan peluang pasar masing-masing.
Selama ini, pengembangan usaha produk olahan hasil perikanan dan peternakan masih belum banyak dilakukan oleh koperasi dan UKM. Produk-produk hasil perikanan dan peternakan seperti ikan, daging, susu, dan telur dipasarkan secara langsung tanpa proses pengolahan lebih lanjut, yang tentunya memiliki kelemahan dalam ketahanan produk yang terbatas dan mudah rusak.
Padahal, persaingan global saat ini menuntut kualitas produk yang berdaya saing tinggi dan bernilai kompetitif. Tidak cukup mengandalkan pemanfaatan modal, produk juga butuh sentuhan teknologi, kreativitas, dan inovasi untuk menciptakan nilai tambah. Sehingga produk punya ciri khas sebagai kekuatan untuk bersaing dengan produk serupa dari negara lain.
Terlebih, berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) berakibat makin banyak produk negara ASEAN masuk ke pasar Indonesia. Dampaknya, terjadi persaingan dalam pemasaran produk dalam negeri khususnya pada nilai jual produk hasil perikanan dan peternakan di pasaran.
Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi ke Koperasi dan UKM agar meningkatkan skala usaha dengan mengembangkan produk dari hasil perikanan dan peternakan. Seperti pengolahan ikan menjadi fish frozen food. Produk daging menjadi produk makanan olahan seperti abon, dendeng, sosis, nugget, baso, dan lainnya. Produk olahan susu menjadi susu kental manis, yoghurt, keju, mentega dan lainnya.
Pengolahan hasil samping dari sektor perikanan dan peternakan juga dapat menjadi produk-produk berkualitas, bernilai jual tinggi serta bermanfaat. Seperti tepung ikan, petis ikan dan udang, terasi, bulu dan tulang ternak untuk pakan ternak, kulit ternak dapat diolah menjadi produk makanan dan kerajinan, serta kotoran ternak dapat diolah menjadi biogas dan pupuk tanaman dan peternakan.
"Hal ini menjadi tantangan bagi para pelaku usaha di bidang produk olahan hasil perikanan dan peternakan termasuk Koperasi dan UKM untuk dapat meningkatkan daya saing produknya," kata Victoria.
Tantangan yang dihadapi juga dapat menjadi peluang bagi Koperasi dan UKM dalam memperluas jaringan pemasaran produk olahan hasil perikanan dan peternakannya, yaitu dengan memroduksi produk-produk olahan hasil perikanan dan peternakan dengan kualitas, kuantitas dan harga jual yang dapat bersaing kompetitornya.
Untuk mendukung pengembangan usaha produk olahan hasil perikanan dan peternakan, Kemenkop dan UKM melalui Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran memiliki program kegiatan untuk meningkatkan daya saing Koperasi dan UKM.
"Upaya-upaya Kementerian berupa peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan mutu produk, disamping juga pemanfaatan teknologi tepat yang secara mudah dapat diaplikasikan oleh Koperasi dan UKM sehingga proses produksi dapat dilakukan secara efektif dan efisien," jelasnya.
Selain itu, aspek keamanan pangan dan mutu produk merupakan komponen penting dalam pemasaran produk olahan hasil perikanan dan peternakan yang sebagian besar berupa produk makanan. Dalam hal ini, Kemenkop dan UKM telah memfasilitasi Koperasi dan UKM dalam pengurusan merek, sertifikat halal dan HACCP.
Koperasi dan UKM diharap jeli memanfaatkan segmen pasar untuk pengembangan usaha. Adanya pergeseran perilaku masyarakat yang membutuhkan makanan yang praktis dan siap saji, namun terjamin kebersihan, kesehatan, dan kehalalannya, menjadi segmen pasar yang prospektif bagi produk olahan hasil perikanan dan peternakan.
Terakhir, Victoria menegaskan, sebenarnya tidak hanya sektor perikanan dan peternakan yang disasar. Pihaknya ingin semua sektor bisa memanfaatkan teknologi yang bermanfaat hampir di semua sektor.
"Cuma di Solo, kami memang menyasar UMKM pelaku usaha pertanian dan peternakan. Tapi kita akan kembangkan di semua sektor di berbagai daerah," pungkasnya. (Rum)
(wd)