Ekonomi & Bisnis

Optimistis Kinerja Tumbuh 13%, Bank Victoria Perluas Cabang ke Daerah

Ekonomi & Bisnis

26 Maret 2019 21:34 WIB

President Director Bank Victoria International Tbk Ahmad Fajar. (solotrust-rum)

SOLO, solotrust.com - Bank Victoria International Tbk berencana mengembangkan sayap bisnisnya ke daerah-daerah di Indonesia, terutama di luar kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Hal itu diungkap oleh Ahmad Fajar, President Director Bank Victoria International Tbk usai membuka kantor cabang di Solo pada Senin (25/3/2019).

Saat ini, kata Ahmad, total jaringan Bank Victoria berjumlah lebih dari 80 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, Bank Victoria tersebar di Jabodetabek, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, dan Bali. Cabang di luar DKI sekitar tujuh yaitu di Manado, Makasar, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Bogor.



"Sejauh ini cabang-cabang di daerah pertumbuhannya sangat baik. Ekonomi juga sudah tidak terlalu terkonsentrasi di Jakarta, sudah melebar ke daerah-daerah. Saya rasa itu merupakan opportunity bagi Bank Victoria untuk mengembangkan ke depan lebih baik," tuturnya.

Ahmad menerangkan, Victoria mengurangi kantor fisik di area DKI Jakarta sebab akan dibawa lebih ke arah digital. Namun pihaknya menambah kantor cabang di kota-kota lain supaya pemerataan lebih bagus. Seperti di Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Setelah membuka kantor cabang di Solo, akan membuka cabang di Medan dan Yogyakarta namun masih dalam tahap pengkajian.

"Di Jawa Tengah, Bank Victoria hanya ada di Semarang dan Solo. Pembukaan kantor cabang Solo sebagai hubungan pusat transaksi untuk menjangkau daerah-daerah selatan," imbuhnya.

Adapun kinerja keuangan Bank Victoria Desember tahun 2018 secara konsolidasian, yaitu Total Aset sebesar Rp30,2 triliun atau meningkat 4.679 persen secara yoy, total kredit Rp16,4 triliun atau tumbuh 3.55 persen secara yoy, dan laba bersih Rp791 miliar. Dari sisi rasio keuangan secara entitas induk yaitu rasio CAR sebesar 16.73 persen, rasio NPL gross sebesar 3,48 persen, dan rasio NPL net sebesar 1,90 persen.

"Secara nasional, Bank Victoria tahun ini kita perkirakan akan tumbuh 13 persen untuk kredit dan untuk DPK kurang lebih 10 persen. Jadi kita tidak terlalu agresif karena pertumbuhan nasional juga antara 12-13 persen," ujar Ahmad.

Bank yang berusia 26 tahun ini komposisi kepemilikannya mayoritas swasta, di mana 9 persen dimiliki oleh Bank Pembangunan Daerah di Jerman yaitu Deutsche Investitions und Entwickluungsgesellschaft mbH (DEG). Dengan menggandeng pihak asing, ia optimistis kemampuan Bank Victoria dalam bidang SDM dan teknologi dapat dipercepat melalui transfer pengetahuan, mengembangkan small and medium enterprise (SME) dan commercial.

Dalam menghadapi era disrupsi ini, pihaknya terus mengembangkan kemampuan dan mau tidak mau menyesuaikan dengan menggunakan media sosial dan digital. Tahun lalu diperkenalkan mobile banking dengan keunggulan free of charge untuk bertransaksi di Bank Victoria maupun transfer ke bank lain. Charge 0 persen ini sebagai servis pada nasabah karena tidak trsedia fasilitas ATM. Sedangkan bank lain mengenakan charge sekitar Rp3.500 - Rp 6.500.

"Bulan ini kami juga mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk cash management, dalam rangka untuk transaksi nasabah bisa payroll melalui kami dan apapun bisa dilaksanakan melalui m-banking," paparnya.

PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) berdiri pada tahun 1992. Pada tahun 1994, resmi memberikan layanan perbankan Konsumen, Korporasi, Komersial dan UMKM pada masyarakat Indonesia. Dalam mengembangkan usaha, Bank Victoria berpijak pada tiga landasan utama, yaitu layanan yang personal, inovasi produk dan manajemen yang pruden. Di tahun 2017, Bank Victoria telah resmi beroperasi sebagai Bank Devisa.

"Dalam waktu dekat akan melanjutkan kembali rencana strategis penambah cabang di beberapa kota besar lainnya," jelasnya. (Rum)

(way)