SOLO, solotrust.com - Sejumlah pedagang bawang di Pasar Gede mengaku tidak terdampak pada penjualan meski operasi pasar bawang digelar. Pasar Mirunggan Bawang diadakan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo selama sepekan, 8-12 April 2019.
"Meski ada pasar murah, tidak berpengaruh, karena sudah ada langganan. Apalagi karena pembelian dibatasi dan hanya beberapa hari," tutur Daryanti (52), salah seorang pedagang Pasar Gede, saat ditemui solotrust.com di kiosnya, Selasa (9/4/2019).
Pedagang asal Solo ini merasakan lonjakan harga komoditas bawang sejak hampir dua bulan ini. Saat ditanya penyebab harga bawang naik, ia terus terang tidak mengetahui penyebabnya.
Saat ini, ia menjual bawang merah di harga Rp32 ribu per kilogram (kg) dan bawang putih di harga Rp48 ribu per kg. Ia mengaku sempat mengalami harga bawang kating Rp18 ribu dan bawang merah Rp22 ribu namun harga terus naik.
Selama ini pihaknya selalu menyediakan stok 2 sak per hari. Di mana 1 sak berisi 20 kg sehingga total stok 40 kg per hari. Meski harga bawang mengalami kenaikan, ia tidak mengurangi pasokan. Menurutnya, para pembeli sudah paham harga bawang mahal.
Pedagang lain, Samini (52), menjual bawang putih kating di harga Rp50 ribu dan bawang merah Rp45 ribu. Sebelumnya komoditas pangan tersebut dijual di kisaran Rp28 ribu - Rp30 ribu. Selain itu, ia juga menjual bawang putih cinco di harga Rp35 ribu padahal sebelumnya hanya seharga Rp10 ribu.
"Sudah seminggu ini terasa lonjakannya kalau bawang merah lokal. Tapi bawang putih impor meski mahal tapi permintaan biasa saja, tidak terlalu turun karena kebanyakan pembeli rumah tangga biasa," terangnya.
Untuk menghadapi situasi tersebut, pedagang asal Boyolali itu terpaksa mengurangi stok. Bila jumlah persediaan biasanya 30 kg, sekarang hanya 20 kg. Akibat harga bawang mahal stok tersebut baru habis sekitar 2-3 hari.
Sementara itu, pedagang yang lain, Indarti (60), menyediakan stok jauh lebih sedikit yaitu hanya 5 kg per hari karena para pelanggan mengurangi jumlah pembelian. Yang biasa beli 1 kg sekarang hanya beli 1/4 kg. Bahkan yang biasa beli 1/4 kg sekarang hanya beli 1 ons.
"Sebulan ini, akhir Maret sudah mulai naik. Bawang putih Rp48 ribu dan bawang merah Rp45 ribu. Padahal sebelumnya hanya Rp30 ribuan dan naiknya sedikit, lha ini sudah Rp40 ribu kok masih naik terus. Akibatnya permintaan berkurang pembeli sedikit," ujar wanita asal Klaten ini.
Soal lonjakan harga bawang yang drastis ini, ia mendapat informasi bahwa menjelang pemilu tidak diperbolehkan impor. Akibat impor disetop, para pedagang besar mengeluarkan stok-stok bawang tapi harganya dinaikkan. Akhirnya pedagang kecil dan eceran yang kena dampaknya.
"Kalau juragan besar yang punya gudang dan punya stok banyak bisa menaikkan harga. Lha yang pusing pedagang kecil dan eceran, cuman dapat sedikit, harganya mahal," keluhnya. (Rum)
(way)