SOLO, solotrust.com - Erasmus Huis dari Kedutaan Besar Belanda menghadirkan sebuah grup dance bernama 155 untuk menularkan konsep kebebasan berekspresi ke anak muda Kota Solo, dengan mengadakan pertunjukan di Teater Arena, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Solo, Rabu (10/4/2019) pukul 19.30 WIB.
Project Manager Erasmus Huis Kedubes Belanda Bob Wardhana menilai, grup tari 155 ini unik karena mengombinasikan unsur musik DJ, vokal, video mapping, drum, unsur tari rakyat dengan breakdance sebagai dasar koreografinya. Mereka mencoba mendobrak tradisi bahwa menari itu harus sesuai dengan aturan.
"Orang merasa bebas dalam berkreasi dan orang jangan merasa takut salah dalam membuat koreografi. Karena orang harus bisa menampilkan ciri khas dirinya sendiri. Nah, kita menemukan di grup ini. Sehingga kita ingin memotivasi anak-anak muda kalau mereka ingin menari mereka bisa juga mengekspresika identitas atau gaya mereka," tuturnya kepada solotrust.com, Rabu (10/4/2019).
Kota Solo menjadi destinasi pertunjukan mereka sebab, kata Bob, terkenal sebagai kota budaya terutama seni tarinya. Dengan harapan unsur tari di Solo juga dapat memberikan inspirasi dan memperkaya koreografi 155. Sebelumnya, saat menyambangi Afrika, 155 juga memasukkan unsur tari rakyat Afrika dalam koreografinya.
Segmentasi pertunjukan ini menyasar pada anak-anak muda atau generasi milenial terutama penggemar hip hop dance atau breakdance. Dengan penampilan dari kelompok 155, Bob berharap dapat menularkan semangat untuk lebih bebas dalam berkarya bagi anak-anak muda di Kota Solo.
Singer & Dancer 155 Anne-Fay Kops optimistis pertunjukan mereka cocok untuk milenial di Indonesia dan berharap untuk memberi inspirasi pada generasi mudanya. "Kami melihat antusiasme di Indonesia tinggi sehingga kami punya energi lebih dalam menampilkan karya kami," katanya.
155 (onefivefive) adalah grup breakdance terdiri dari sekelompok teman yang berbagi kesamaan selera musik, film, humor aneh, dan seni. Mereka menciptakan karya, tumbuh dalam kelompok teater dan menggabungkan tarian, musik, dan komedi.
Beberapa tahun terakhir 155 telah berkembang dan dikenal secara internasional. Mereka memenangkan penghargaan André Gingras pada 2014 dan Dutch Dance Days pada 2018. Beberapa pertunjukan yang telah dilakoni mulai dari Freetown Music Festival di Sierra Leone, Festival Sziget di Budapest, Festival Lunga di Islandia sampai Festival Lowlands di Belanda.
Sebelum ke Solo, 155 telah mengadakan pertunjukan tari di Jakarta pada 3 April 2019 dan Lampung pada 6 April 2019. Gelaran di Solo merupakan agenda terakhir sebelum mereka kembali ke Belanda.
Erasmus Huis adalah pusat kebudayaan Belanda di Jakarta, Indonesia. Erasmus Huis berhasil membangun reputasi sebagai pusat kebudayaan yang aktif dan berjalan dengan baik terutama karena acara musik, akustik ruangan yang bermutu dan letaknya yang cukup strategis.
"Nantinya Erasmus akan mengundang grup tari yang lain dengan gaya koreografi yang berbeda," jelas Bob. (Rum)
(way)