Hard News

Lakukan Perbandingan, Begini Kata Peneliti Asal Malaysia Saat Kunjungi Rutan Surakarta

Jateng & DIY

17 April 2019 15:48 WIB

Warga binaan Rutan Kelas 1 A Surakarta melakukan proses pemungutan duara di TPS 10, Solo, Rabu (17/4/2019)

SOLO, solotrust.com - Seorang peneliti dari Aliansi Penggerak Demokrasi Indonesia (APDI) Malaysia Aira Azhari mengapresiasi jalannya proses pemungutan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 10 dan TPS 11 Rutan Kelas 1 A Surakarta yang aman, tertib, dan lancar.

Maksud dari kedatangan Aira adalah untuk mengetahui perbandingan proses demokrasi pemilu yang ada di negaranya Malaysia dengan di Indonesia. Kata dia, penelitian dilakukan oleh dua orang dari organisasinya, yakni di Solo dan Jakarta.



"Saya melihat situasinya sangat aman dan teratur, kagum melihatnya. Ini kunjungan pertama saya dan akan saya lanjutkan di TPS lain di Kota Solo," kata Aira kepada solotrust.com.

Hasil positif pemilu di Indonesia bakal dijadikan rujukan untuk gelaran pemilu di Malaysia. Di mana memiliki tujuan yang sama untuk mewujudkan pemerintahan yang baik. Menurutnya, perbedaan mencolok yang ada pada pemilu kedua negara ini adalah surat suaranya.

"Jika di Indonesia dalam pemilu kali ini ada jenis lima surat suara, sedangkan di Malaysia hanya dua, yakni Dewan Undangan Negeri dan Ahli Parlemen di tingkat persekutuan," bebernya.

Pelaksanaan Pemilu 2019 di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1 A Surakarta berlangsung dengan tertib dan lancar.
Berbeda dari ajang demokrasi sebelumnya, pemilu kali ini Rutan Kelas 1 A Surakarta menghadirkan dua buah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yakni, TPS 10 dan TPS 11.

Hal itu diungkapkan Kepala Rutan Kelas 1 A Surakarta, Muhammad Ulin Nuha saat dijumpai solotrust.com di Rutan setempat, Rabu (17/4/2019).

"Pelaksanaan pemungutan pesta demokrasi di Rutan Kelas 1A Surakarta berjalan dengan aman dan tertib, mereka dikeluarkan bergiliran dari tiap blok. Ada dua TPS di sini, TPS 10 dan 11 yang baru kali ini dilaksanakan, biasanya hanya satu TPS," ujar Ulin. (adr)

(way)