Hard News

Pecahkan Rekor, 5000 Pelajar di Solo Bawakan Tari Jaranan Dengan Konfigurasi Gugusan Kepulauan Indonesia

Jateng & DIY

30 April 2019 09:31 WIB

Tari Jaranan 5000 orang meriahkan perayaan Hari Tari Sedunia di Kota Solo.

SOLO, solotrust.com - 5000 siswa SD dan SMP di Kota Solo memeriahkan Hari Tari Sedunia yang jatuh pada 29 April dengan menyuguhkan Tari Jaranan dengan membentuk konfigurasi gugusan kepulauan Indonesia di Stadion Sriwedari, Laweyan, Surakarta, Senin (29/4/2019) mulai pukul 15.00 WIB.

Aksi mereka diganjar penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) dengan peserta Tari Jaranan terbanyak berjumlah 5000 orang dan berkualitas. Penghargaan diserahkan langsung oleh pendiri yang juga sekaligus sebagai ketua umum Leprid, Paulus Pangka, SH kepada Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo sebagai pemrakarsa bersama Sekda Surakarta Ahyani dan perwakilan siswa penari Jaranan.



Dengan property kuda kepangnya, anak-anak pun lincah dan bersemangat bergerak sesuai iringan musik dan gerakan koreografer tari yang berada di atas 6 panggung. Anak-anak menempatkan diri pada masing-masing barisan yang telah ditetapkan, setiap kelompok menggunakan warna pakaian yang berbeda-beda, ada yang berbusana merah, kuning, hijau dan hitam.

Selain membentuk konfigurasi gugusan kepulauan Indonesia, mereka juga membentuk konfigurasi tulisan Solo Kota Budaya dan Solo Menari 2019. Sebelum penari jaranan membentuk konfigurasi-konfigurasi tersebut, diawali dengan Tarian Kuda-Kuda yang dibawakan oleh 50 penari putra. Dan ditutup dengan menari bareng penonton yang terdiri dari orang tua siswa, guru dan kepala sekolah.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, Kinkin Sultanul Hakim mengatakan, pemilihan Tari Jaranan sebagai bentuk pelestarian tari Tradisional gaya Surakarta yang disusun atau diciptakan oleh Dosen Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, S. Pamardi. Tari ini populer di kalangan pelajar di Solo. Tari jaranan menurut jenisnya adalah tari tunggal namun dalam perkembangannya dapat ditarikan secara berkelompok.

"Pemilihan tari Jaranan dalam menyemarakkan Hari Tari Sedunia ini adalah sebagai bentuk, semangat, cinta, dan pelestarian budaya tradisional Surakarta dengan membangun pengetahuan Tari Jaranan mengajak langsung anak-anak SD dan SMP ikut menarikan Tari Jaranan. Selain itu, mengeksplorasi Tari Jaranan dan propertynya untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata serta menumbuhkan potensi budaya di masyarakat," papar Kinkin dalam laporannya. (adr)

(wd)