Ekonomi & Bisnis

Bisnis Baru Trading Invoice, Tawarkan Modal Kerja Tanpa Jaminan dan Bunga

Ekonomi & Bisnis

22 November 2017 09:48 WIB

Seminar Trading Invoice di Solo Bistro. (solotrust.com/arum)





SOLO, solotrust.com - Setiap pengusaha mengharap perputaran uang yang sehat dan maksimal agar usaha berkembang baik, namun faktanya menghadapi berbagai kendala. Antara lain term of payment (top) atau masa pembayaran yang berlaku di perusahaan buyer atau customer. Akibatnya pengusaha harus menunggu pembayaran cair baru bisa memutar dana lagi. Melihat fenomena tersebut, maxmillian wienardi mengembangkan bisnis baru yaitu bisnis trading invoice yang menjembatani supplier dengan buyer terkait masa pembayaran.

"Bisnis trading invoice ini mengusung konsep sharing economy atau collaboration consumption. Model bisnis baru ini berdasar pada konsep berbagi sumber daya (shared resources). Kami akan hadir di seluruh kota di Indonesia untuk membantu para pengusaha mendapatkan modal kerja tanpa batas, tanpa jaminan dan tanpa bunga," ujar Didik Mulato, direktur Trading Invoice di sela seminar di Solo Bistro, Selasa (21/11/2017).

Sebagai ilustrasi, Didik mencontohkan bisnis Uber atau Gojek yang berbasis kolaborasi antara pemilik resource, dimana pihak Uber atau Gojek menyediakan aplikasi dan teknologi sedangkan driver sebagai pemilik motor/mobil. Trading invoice ini menciptakan platform bagi supplier yang butuh pembayaran lebih cepat dan partnership yang punya dana untuk investasi serta membutuhkan perputaran modal secara cepat untuk mengembangkan bisnis.

Pihaknya menawarkan berbagai kemudahan bagi pengusaha atau supplier dan buyer yang bergabung dengan trading invoice. Bagi supplier, bila biasanya hanya melayani 1 transaksi dalam sebulan karena harus menunggu pembayaran dari buyer, dengan bekerjasama trading invoice pembayaran dapat diterima setelah barang terkirim. Sehingga supplier dapat langsung menggunakan lagi sebagai modal tanpa harus menunggu masa pembayaran.

Sedangkan benefit bagi buyer yaitu pembayaran lebih cepat kepada supplier. Sementara buyer tetap melakukan pembayaran sesuai top yang berlaku. Dengan pembayaran yang lebih cepat maka supplier dapat memastikan pasokan barang untuk buyer dapat dipenuhi karena tidak terkendala dana.

"trading invoice dapat menjadi solusi bagi pengusaha yang benar-benar ingin keluar dari jerat riba. Karena kami mengusung konsep sharing profit dimana bagi hasil yang diberikan sesuai dengan kesepakatan dan bergantung jenis usahanya," terang didik.

Menurutnya, meski bisnis trading invoice ini terbilang baru, namun minat masyarakat untuk bergabung dalam bisnis ini terhitung tinggi. Dalam beberapa bulan trading invoice sudah menyebar di beberapa pulau di Indonesia seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi. Untuk lebih mengenalkan bisnis ini ke masyarakat, pihaknya menggelar sosialisasi secara berkala agar masyarakat luas dapat memanfaatkan peluang bisnis ini.

 

(arum-Wd)

(Redaksi Solotrust)