Hard News

Potensi Kekeringan, ACT Siap Pasok Air Bersih

Jateng & DIY

4 Juli 2019 06:04 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.com - Melihat terjadi kekeringan di sejumlah wilayah di pulau Jawa, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jawa Tengah (Jateng) telah menyiapkan sejumlah program pasokan air bersih. Kepala cabang ACT Jateng, Sri Suroto mengatakan, tim ACT akan berusaha merespon cepat krisis air bersih akibat kemarau di Semarang.

Baca juga: Kementerian ESDM Resmikan 8 Sumur Bor di Daerah Sulit Air Bersih di Jateng



“ACT sebagai salah satu lembaga kemanusiaan akan merespon cepat dengan suplai air bersih melalui water tank. Tim program segera gerak cepat memastikan asesmen dan menyampaikan ke publik untuk menggerakkan kepedulian,” terang Suroto, Minggu (29/6/2019).

Menurut Suroto, kekeringan sangat berpengaruh terhadap produk pertanian, ketersediaan pangan, dan kemiskinan. Kegiatan menyuplai kebutuhan air bersih menjadi momen saling membantu.

“Air adalah kebutuhan pokok. Dengan cepat semua elemen bahu membahu menolong saudara kita yang terdampak kekeringan,” lanjutnya.

Kepala Cabang ACT Solo, Septi Endrasmoro mengatakan, untuk area eks-Karesidenan Solo Raya ada beberapa titik yang terdampak kekeringan seperti pelosok Sragen dan Wonogiri.

"ACT Solo sudah melakukan assesment untuk program pemberian bantuan air bersih, Insya Allah ribuan liter air bersih akan didistribusikan untuk daerah kekeringan di Solo Raya," tuturnya.

Berdasar rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Maret lalu, awal musim kemarau dimulai pada April 2019. Ada beberapa wilayah yang perlu mewaspadai datangnya kemarau lebih awal. Di antaranya Nusa Tenggara Timur dan Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, serta Jawa Barat bagian tengah dan selatan.

BMKG merilis potensi kekeringan meteorologis di beberapa wilayah di Indonesia. Berdasar hasil pemantauan curah hujan hingga 20 Juni 2019 lalu, sebagian besar wilayah Pulau Jawa masuk dalam kategori Siaga. Dari pemantauan, selama pekan kedua Juni 2019, sudah ada 9 kecamatan di Tasikmalaya yang mulai mengalami kekeringan.

Sementara itu di Kabupaten Semarang juga dilanda kekeringan. Air sumur yang biasa dimanfaatkan warga di 7 kecamatan di Semarang telah mengering. Mereka terpaksa memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Warga juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membei air minum. (Rum)

(wd)