SOLO, solotrust.com- Bank Indonesia Mengajar kembali digelar pada Senin (5/8/2019) di Ruang Sabha Widya Sila Lantai 5 Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo mulai jam 09.00 - 15.00 WIB. Kegiatan dilaksanakan sebagai rangkaian acara HUT BI ke-66 dan HUT RI ke-74.
Kegiatan BI Mengajar ini dibuka oleh Kepala KPw BI Solo yang baru, Bambang Pramono yang sekaligus akan memberikan materi secara perdana kepada para peserta, dengan tema Peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan di Indonesia. Sebanyak 500 siswa-siswi SMA 1 Batik Solo tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.
"Bank Indonesia Mengajar merupakan Kegiatan rutin tahunan dalam memperingati HUT BI dan RI. Sebagai bentuk kontribusi nyata Bank Indonesia dalam memajukan dunia pendidikan khususnya terkait literasi di bidang Perekonomian," tuturnya, Senin (5/8/2019).
Bank Indonesia Mengajar ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia oleh Kantor Perwakilan BI di daerah dari Sabang sampai Merauke pada tanggal 29 Juli - 7 Agustus 2019. BI Mengajar merupakan salah satu program yang dimiliki Bank Indonesia dalam rangka memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral.
Adapaun tema BI Mengajar tahun 2019 mengambil tema terkait peran Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam digitalisasi ekonomi dan keuangan di Indonesia. Dengan menyasar kaum milenial sebagai merupakan generasi penerus yang menjadi kekuatan ekonomi daerah.
"Penting bagi kaum milenial untuk mengenal sistem perekonomian Indonesia melalui Bank Sentral, karena mereka akan menjadi pelaku sekaligus penerus pilar kekuatan ekonomi bangsa ini. Generasi muda seyogyanya tidak hanya puas dengan mengambil peranan sebagai pengguna produk digital, namun juga sebagai developer aplikasi digital," papar Bambang.
Pengambilan tema tersebut dilatarbelakangi kondisi dunia industri yang memasuki era baru yang disebut Revolusi Industri 4.0. Tak hanya ramai jadi perbincangan dunia, tapi juga terus dibahas di Indonesia. Revolusi Industri 4.0 ditandai perubahan yang begitu cepat di era digital saat ini. Di Indonesia, perubahan terlihat dari jumlah penduduk serta persentase pengguna gadget serta sosial media yang demikian besar. Sehingga para pemain industri dunia berebut masuk pasar Indonesia.
Menurutnya, masyarakat Indonesia sebenarnya mulai terbiasa menggunakan teknologi namun belum memanfaatkan secara optimal. Terlebih dalam urusan produktivitas yang dapat mengembangkan ekonomi digital di Indonesia. Padahal digitalisasi ekonomi mempengaruhi sektor sosial dan ekonomi yang akan meningkatkan interkonetivitas dari fungsi pekerjaan dan teknologi yang makin canggih. Inilah tantangan untuk dapat mendorong masyarakat memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan produktivitas ekonomi.
"Di sisi lain, geliat perkembangan ekonomi harus dibarengi dengan adanya regulator yang dapat memproteksi serta menjaga keseimbangan di berbagai parameter. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga arah kebijakannya. Khususnya untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan pemain asing dan lokal, dengan menyesuaikan aturan untuk menghadapi inovasi teknologi dan karakter pasar yang berubah cepat." imbuhnya.
Selain itu, kata Bambang, dalam menghadapi era ekonomi digital tersebut, tidak hanya membutuhkan kesiapan infrastruktur namun juga kesiapan dan pemahaman sumber daya manusia (SDM) agar ekonomi digital dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan literasi masyarakat terkait peran dan tugas Bank Indonesia khususnya dalam menghadapi era digitalisasi ekonomi dan keuangan saat ini." pungkasnya. (rum)
(wd)