SOLO, solotrust.com - Grebeg merupakan salah satu perayaan penting bagi masyarakat adat Jawa pada perayaan hari - hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, Suro (Tahun Baru Penanggalan Jawa) hingga pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca: Hajad Dalem Garebeg Besar, Simbol Syukur Raja Bersama Rakyat
Seperti halnya di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Grebeg Besar rutin digelar tiap tahunnya guna memperingati Hari Raya Idul Adha, Minggu (11/8/2019). Dimana arakan gunungan menjadi salah satu daya tarik yang mengundang antusias masyarakat untuk memperebutkannya.
Adapun dalam Grebeg Besar, disampaikan ulama yang juga Ketua Takmir Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta, H.M. Muhtarom, terdapat dua macam gunungan, dimana keduanya pun mempunyai pakem penyebutan sendiri.
"Gunungan dalam Grebeg Besar ada dua macam, yakni gunungan laki - laki dan gunungan perempuan, yang dalam istilah Jawa disebut Gunungan Jalu atau Jaler dan Gunungan Estri," jelasnya.
Lebih lanjut, Muhtarom menyampaikan bahwa perlu penafsiran tersendiri untuk memaknai simbol-simbol dalam tradisi Jawa, tak terkecuali dengan dua gunungan pada prosesi upacara adat Grebeg Besar itu.
"Keduanya mempunyai makna sendiri. Adapun untuk Gunungan Jalu atau Jaler (laki - laki) yang terdiri dari bahan makanan yang masih mentah, dimaknai yakni sebagai seorang laki - laki harus berkarya serta bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Sedangkan Gunungan Setri, dimaknai bahwa sebagai seorang wanita atau istri haruslah bisa mengelola atau mengolah hasil karya laki - laki atau suami, yang disimbolkan melalui makanan siap saji," jelas Muhtarom. (Kc)
(wd)